Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak menguat, Rabu, menuju kenaikan bulanan dan triwulanan, pasca stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun untuk pekan keenam berturut-turut dan laporan OPEC yang meramalkan pasar kekurangan pasokan tahun ini.
Kontrak minyak mentah berjangka Brent untuk Agustus, yang berakhir Rabu, mengakhiri sesi naik 37 sen, atau 0,5 persen menjadi USD75,13 per barel. Kemudian untuk kontrak September meningkat 34 sen menjadi menetap di USD74,62 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Rabu (30/6/2021) atau Kamis (1/7/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup menguat 49 sen, atau 0,7 persen menjadi USD73,47 per barel.
Kedua tolok ukur tersebut berada tepat di bawah level tertinggi yang terakhir dicapai pada 2018, dan akan mencatat kenaikan bulanan ketujuh dalam delapan bulan terakhir. WTI melambung lebih dari 10 persen pada Juni, sementara Brent melesat lebih dari 8 persen.
Jajak pendapat Reuters menunjukkan Brent diperkirakan rata-rata USD67,48 per barel tahun ini, dan WTI USD64,54, keduanya naik dari jajak pendapat Mei.
Stok minyak mentah Amerika turun minggu lalu untuk pekan keenam berturut-turut, karena penyulingan meningkatkan produksi sebagai tanggapan atas melonjaknya permintaan, tutur Badan Informasi Energi.
Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, jatuh ke level terendah sejak Maret 2020, data EIA menunjukkan.
“Dengan berlanjutnya penurunan persediaan minyak mentah Cushing dan pertemuan OPEC Plus yang segera dihelat, saya memperkirakan harga minyak mentah akan naik karena pasar meminta lebih banyak pasokan,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, aliansi yang dikenal sebagai OPEC Plus, akan bertemu hari ini. Kelompok itu diperkirakan membahas perpanjangan kesepakatannya untuk memotong pasokan minyak di luar April 2022.
Laporan internal OPEC yang dilihat Reuters mengatakan pasar minyak akan mengalami defisit dalam jangka pendek, tetapi kelebihan pasokan bakal segera terjadi setelah pengurangan pasokan OPEC Plus berakhir.
Harapan untuk pemulihan luas mendapatkan dorongan dari Sekretaris Jenderal OPEC , Mohammad Barkindo, yang mengatakan permintaan diperkirakan meningkat 6 juta barel per hari (bph) pada 2021, dengan 5 juta bph yang datang pada semester kedua tahun ini.
Goldman Sachs memperkirakan permintaan akan naik lebih lanjut 2,2 juta bph pada akhir 2021, meninggalkan kekurangan pasokan 5 juta bph. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.