Logo SitusEnergi
DEN Sebut 34 Lapangan Migas Jadi Kandidat Lokasi Proyek EOR DEN Sebut 34 Lapangan Migas Jadi Kandidat Lokasi Proyek EOR
Jakarta, Situsenergi.com Pemerintah memetakan 34 lapangan minyak dan gas (migas) yang menjadi kandidat lokasi proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) yang merupakan salah satu strategi... DEN Sebut 34 Lapangan Migas Jadi Kandidat Lokasi Proyek EOR

Jakarta, Situsenergi.com

Pemerintah memetakan 34 lapangan minyak dan gas (migas) yang menjadi kandidat lokasi proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) yang merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030.

Dalam data pemerintah, ada 34 kandidat lapangan yang bisa dikembangkan yakni Rantau, Bangko, Bekasap, Kulim, Balam South, Petani, Pematang, Zamrud, Beruk, Pedada, Pusak, Sago, Limau Q51, Ramba, Belida, Melibur, Gemah, Makmur, Jirak, Kaji, Semoga, Iliran High, Rama, Krisna, Widuri, E-main, Zulu, MQ, Jatibarang, Mudi, Sukowati, Tanjung, Handil dan Gundih.

Sekretaris Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengatakan, EOR merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan penurunan produksi migas. Ia mengungkapkan, berbagai hal pendukung yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk menerapkan EOR sudah disediakan oleh pemerintah, sementara dari sisi teknologi juga sudah tersedia, sehingga tersisa hanyalah keinginan untuk mengimplementasikannya.

Menurutnya, jika memang teknologi belum tersedia di tanah air, kontraktor bisa bekerja sama dengan mitra yang sudah menguasai teknologi tersebut.

“EOR bisa langsung diterapkan, teken kontrak dengan vendornya (mitra) apalagi ini konsepnya No Cure No Pay, dicontoh saja kontrak yang sudah ada, simpel kalau sudah ada contoh riil yang sudah berhasil,” kata Djoko dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat (26/11/2021).

Pihaknya optimis, Indonesia masih memiliki potensi cadangan minyak dan gas bumi yang menjanjikan, namun butuh inisiatif untuk bisa menemukan cadangan tersebut karena berbagai instrumen untuk mendorong pencarian cadangan migas sudah disediakan oleh pemerintah.

BACA JUGA   PHE Jambi Merang Bor Sumur Eksplorasi SRT-1X di Musi Banyuasin

Lebih jauh ia mengungkapkan, inisiasi untuk terapkan EOR dengan menginjeksikan CO2 saat ini secara intensif sedang dikaji di lapangan Sukowati dan Gundih. Kemudian EOR memanfaatkan bahan kimia sebagai salah satu strategi utama untuk meningkatkan produksi minyak sebenarnya juga sudah dilakukan di lapangan Tanjung.

“Kini kelanjutan pilot project di sana adalah untuk temukan bahan kimia yang tepat dan sesuai dengan karakteristik reservoir sehingga bisa diterapkan secara penuh (full scale),” ucapnya.

Sementara untuk chemical EOR lainnya, kata dia, juga sudah diterapkan di blok Rokan ketika masih dioperatori oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI).

“Penerapan chemical EOR tersebut rencananya akan kembali dilakukan oleh Pertamina melalui afiliasinya sebagai operator di Rokan yakni Pertamina Hulu Rokan (PHR). Rencananya PHR akan sodorkan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) proyek EOR-nya pada Januari 2022,” jelasnya.

Ia menambahkan, data yang ada menunjukkan potensi untuk meningkatkan produksi migas cukup besar, sehingga pelaku usaha tinggal putuskan dimana lokasi yang tepat untuk dilakukan penerapan EOR tersebut.

“Inisiatif dari vendor dan KKKS tinggal tunjuk aja kan dan kasih info sumur minyak mana yang perlu dinaikkan produksinya,” tegas Djoko.

“Kebutuhan akan penemuan cadangan migas baru ini cukup mendesak pasalnya realisasi produksi migas nasional terus mengalami penurunan. Alami memang mengingat umur sumur-sumur produksi migas tanah air terutama minyak sudah tidak lagi muda,” pungkasnya.(Ert/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *