Logo SitusEnergi
Top, Pengolahan Sampah RI Bisa Ubah Energi Baru Terbarukan Top, Pengolahan Sampah RI Bisa Ubah Energi Baru Terbarukan
Jakarta, situsenergi.com Indonesia tengah bersiap menyambut puluhan kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. Salah satu konsen... Top, Pengolahan Sampah RI Bisa Ubah Energi Baru Terbarukan

Jakarta, situsenergi.com

Indonesia tengah bersiap menyambut puluhan kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. Salah satu konsen pemerintah adalah pengelolaan sampah selama perhelatan berlangsung.

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengingatkan dalam pertemuan G20 akan ada pembahasan mengenai perubahan iklim. Oleh karenanya, pengelolaan sampah menjadi bagian penting.

“Indonesia menjadikan Bali sebagai salah satu percontohan provinsi yang menerapkan net zero emission pada 2045. Sementara salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca adalah sampah. Untuk ini, perlu adanya pengolahan sampah yang lebih baik,” kata Tito dalam pernyataannya Sabtu (05/11/2022)

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya belum lama ini juga menyampaikan, ketiga TPST baru di Bali itu akan secara maksimal menangani pengolahan sampah.

Ia menjelaskan daya tampung TPST di wilayah Denpasar mencapai 1.020 ton sampah yang terbagi dalam tiga tempat yakni 450 ton di TPS Kesiman Kertalangu, 450 ton di TPST Taman Hutan Raya Ngurah Rai, dan 120 ton di TPST Padangsambian Kaja.

BACA JUGA   Cocok Nih Buat Milenial Kembangkan Startup EBT

Hal lain yang juga menarik dari tiga TPST baru itu adalah penerapan teknologi RDF (refused derived fuel). Teknologi RDF adalah teknologi dalam mengolah sampah menjadi biomassa yang selanjutnya bisa digunakan sebagai sumber energi baru dan terbarukan (EBT).

Biomassa olahan sampah ini merupakan co-firing batubara pada industri semen dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ini seturut dengan agenda G20 pada bidang transisi energi.

Produk refused derived fuel (RDF) ini bisa difungsikan sebagai pengganti bahan bakar gas LPG untuk reaktor pirolisis yang sesuai dengan konsep model pengolahan sampah green and zero waste.

Dengan teknologi pengelolaan sampah ini diharapkan dapat mengurangi masalah sampah dan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu lokasi pengolahan sampah berpotensi menjadi tempat pelatihan dan wisata.

Di Indonesia, pengembangan TPST RDF pertama terdapat di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah. Pembangunan fasilitas RDF di areal seluas 3 hektare yang dilakukan sejak 2017.

Pembangunan TPST RDF ini bisa dibilang menjadi tonggak baru dalam penanganan sampah di Indonesia sekaligus langkah menuju transisi energi. Dari Cilacap pemerintah kemudian mengembangkan infrastruktur TPST RDF di Kebun Kongok, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).(SA/SL)

BACA JUGA   Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, TSE Group Dukung Target Nationally Determined Contribution

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *