Logo SitusEnergi
Produksi Gas Diperkirakan Over Suplai, Inpex Masela Sasar Dua BUMN Sebagai Pelanggan Utamanya Produksi Gas Diperkirakan Over Suplai, Inpex Masela Sasar Dua BUMN Sebagai Pelanggan Utamanya
Jakarta, Situsenergy.com Proyek Masela ditargetkan dapat selesai dan bisa menghasilkan gas pada 2027 mendatang. Diperkirakan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton per... Produksi Gas Diperkirakan Over Suplai, Inpex Masela Sasar Dua BUMN Sebagai Pelanggan Utamanya

Jakarta, Situsenergy.com

Proyek Masela ditargetkan dapat selesai dan bisa menghasilkan gas pada 2027 mendatang. Diperkirakan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton per annum (MTPA) per tahun. Jumlah itu terdiri dari 9,5 MTPA dalam bentuk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dan 150 juta kaki kubik (mmscfd) dalam bentuk gas pipa.

Nico Muhyiddin, Vice President Corporate Service Inpex Masela, mengatakan dengan besarnya potensi produksi gas dari Blok Masela tersebut, pihaknya harus dapat mencari pasar yang potensial. Untuk saat ini diakui bahwa PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN disebut akan menjadi pelanggan prioritas dan utama.

“Kami sedang menyusun assessment calon pembeli dari PGN, PLN dan lainnya. Kami sudah tanya kebutuhannya,” kata Nico di Jakarta, Senin (9/9).

Dijelaskannya, PGAS sejak menjadi subholding gas membutuhkan kepastian pasokan gas bagi para konsumennya. Sementara PLN membutuh pasokan gas secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik bertenaga gasnya.

Meski bakal menjadi pelanggan gas utama, Nico menjelaskan bahwa pihaknya masih akan membidik pasar lain baik di dalam maupun luar negeri. Sebab dengan jumlah produksi sebesar itu sangat mencukup kebutuhan bahkan sisa apabila hanya untuk dua pelanggan utamanya tersebut.

BACA JUGA   Toyota Indonesia dan Pertamina Berkolaborasi Cetak SDM Ahli Tersertifikasi di Bidang Elektrifikasi

Nico menjelaskan bahwa, Inpex tengah mempersiapkan penyusunan desain tahap awal dan rekayasa (Front End Engineering Design/FEED). Diperkiraka FEED membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk melakukan FEED yang akan dimulai pada 2020.

Untuk tahap selanjutnya, masih Nico, adalah keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/FID). Dalam pendanaan proyek terutama untuk pembangunan fasilitas pengolahan dan produksi LNG yang menelan biaya antara US$18 miliar – US$20 miliar itu Inpex akan mengandalkan pendanaan dari eksternal dengan menggunakan skema trusee borrowing scheme (TBS). Inpex menargetkan FID bisa tercapai antara 3-4 tahun setelah Plan of Development (PoD) diberikan pemerintah.

Setelah FID maka tahap selanjutnya adalah teknik pengadaan konstruksi dan instalasi atau Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI). “Kalau FEED bisa kami kontrol, yang berat setelah FID, karena melibatkan kontraktor juga kan,” katanya. (DIN)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *