Logo SitusEnergi
Olah Nikel Sulfat, TBP Gunakan Teknologi Green Energy Olah Nikel Sulfat, TBP Gunakan Teknologi Green Energy
Jakarta, Situsenergi.com PT Trimegah Bangun Persada (TBP) memastikan bahwa bisnis proses yang dijalankan perusahaan selama ini sudah memenuhi aspek green energy (green energy). Pasalnya... Olah Nikel Sulfat, TBP Gunakan Teknologi Green Energy

Jakarta, Situsenergi.com

PT Trimegah Bangun Persada (TBP) memastikan bahwa bisnis proses yang dijalankan perusahaan selama ini sudah memenuhi aspek green energy (green energy). Pasalnya pabrik pengolahan nikel sulfat menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) alias minim pemanfaatan BBM atau listrik.

Direktur TBP, Roy A. Arfandy menjelaskan penggunaan teknologi HPAL ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk mengubah bisnis proses yang boros energi dan cenderung tidak ramah lingkungan menjadi bisnis proses yang jauh lebih baik.

“Teknologi HPAL itu menggunakan hydrometalurgi yang memanfaatkan banyak air dan tidak gunakan banyak listrik atau energi dibanding proses pembuatan feronikel. Ini fokus kami untuk memproduksi MHP (mixed hydroxide precipitate) yang lebih green,” kata Roy beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pabrik smelter PT TBP atau Harita Nickel dengan dahulunya menggunakan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk mengolah bijih nikel kelas satu menjadi feronikel sebagai bahan baku pelapis besi anti karat atau stainles steel. Penggunaan teknologi RKEF dinilai lebih banyak mengeluarkan karbon dan belum ramah lingkungan.

“Teknologi green yang kita gunakan untuk proses pembuatan bahan baku baterai mobil listrik itu termasuk teknologi proses yang cukup green karena berbeda dengan teknologi RKEF yang memproduksi feronikel,” sambungnya.

Untuk memenuhi program pemerintah dalam penggunaan teknologi hijau, ia mengungkapkan, perusahaan tambang nikelnya ini juga mulai menerapkan ESG (Enveriomental, Social, Governance) dan Sustainability (Keberlanjutan) dengan merencakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas sebesar 300 Mega Whatt (MW) yang ada di Pulau Obi Maluku hingga akhir tahun 2025.

BACA JUGA   Dirjen EBTKE: Selama Proses Transisi Indonesia Tetap Pakai Energi Fosil
Kardaya Warnika: Reformasi Subsidi BBM Harus Utamakan Stok

“Sementara ini kami melakukan secara bertahap walaupun belum signifikan. Kami mulai pasang panel surya di jalanan lokasi pabrik di beberapa tempat di lokasi kami dan beberapa kendaraan dinas di sana juga sudah gunakan kendaraan listrik,” pungkas dia. (DIN/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *