Logo SitusEnergi
Mantan Dirut Pertamina Dilantik Sebagai Wakil Rektor Universitas Pancasila Mantan Dirut Pertamina Dilantik Sebagai Wakil Rektor Universitas Pancasila
Jakarta, Situsenergi.com Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno melantik mantan Direktur Utama Pertamina Ir. Galaila Karen K. Agustiawan sebagai Wakil Rektor IV Bidang... Mantan Dirut Pertamina Dilantik Sebagai Wakil Rektor Universitas Pancasila

Jakarta, Situsenergi.com

Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno melantik mantan Direktur Utama Pertamina Ir. Galaila Karen K. Agustiawan sebagai Wakil Rektor IV Bidang Humas, Ventura, Kerjasama dan Hukum.

“Pengalaman Karen di dunia usaha sangat kami perlukan dan butuhkan, karena kami akan menuju kesana,” kata Prof. Edie usai acara pelantikan yang digelar di lingkungan Universitas Pancasila di Jakarta, Senin kemarin.

Menurut Rektor, kampus ini ke depannya akan menjadi Entreprenuer University, sehingga mengharapkan Karen akan menjadi pioner untuk membawa Universitas Pancasila menjadi universitas yang memiliki jiwa kewirausahaan.

“Semua ini sudah diatur Tuhan, tidak ada coincident, semua ada reason, itu pandangan saya. Kami sangat bahagia beliau bergabung dengan Universitas Pancasila,” katanya.

Sementara itu Karen Agustiawan mengatakan, menjadi wakil rektor UP secara tidak kebetulan, ketika itu kuliah magister hukum bisnis di UP.

“Baru 5 kali kuliah kemudian ditawarkan Rektor UP untuk menjadi staf ahli, setelah berjalan sebulan lebih ikut fit and proper tes dan akhirnya lulus,” ungkapnya.

Karen ingin membawa UP mendapatkan recognisi (pengakuan) internasional, itu yang menjadi bagian utama program saya di UP.

BACA JUGA   Kinerja Positif di 2020, Bukti Komitmen Pertamina di Operasional Kilang

“Saya ingin membawa UP mendapatkan recognisi (pengakuan) internasional. Kalau kita semua kerja bersatu Insya Allah bisa,” katanya.

Karen sendiri merupakan sosok yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, tercatat sejumlah prestasi pernah dicatatkan baik di tingkat nasional maupun internasional, di antaranya pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina Periode 2009 sampai 2014.

Dirut wanita pertama di Pertamina ini pernah menerima penghargaan dari Forbes pada tahun 2011 sebagai Asia’s 50 Power Businesswomen, dan menjadi Guru Besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat.

“Sejumlah prestasi dan capaian yang beliau miliki tentunya merupakan sebuah kebanggaan bagi seluruh Sivitas Akademika UP,” kata Prof. Edie.

Sebelum menduduki pucuk pimpinan, Karen ditunjuk menjadi Direktur Hulu Pertamina setelah menjadi staf ahli untuk bisnis hulu Pertamina. Pada era Menteri BUMN Sofyan Djalil tahun 2009, Karen diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Ari Soemarno, kakak kandung Rini Soemarno.

Karen sendiri sempat menjalani masa tahanan selama 1,5 tahun dari vonis 8 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dalam kasus blok Basker Manta Gummy (BMG) karena dianggap merugikan keuangan negara dan memperkaya orang lain atau korporasi dalam kasus akuisisi blok BMG oleh Pertamina.

BACA JUGA   Jonan Yakin Divestasi Freeport Rampung Oktober

Ia dianggap telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai Direktur Pertamina ketika berinvestasi di Blok Basker Manta Gummy (BMG) dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 568,06 miliar.

Persoalan tersebut terjadi saat Pertamina membeli sebagian aset di Blok BMG Australia melalui Participation Interest tanpa didasari kajian kelayakan atau feasibility study berupa kajian secara lengkap (final due dilligence).

Namun majelis hakim kasasi Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan vonis bebas terhadapnya karena dianggap tidak melakukan tindak pidana, namun murni keputusan bisnis pada Senin 9 Maret 2020.(SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *