Logo SitusEnergi
Libatkan Pelaku Usaha, Kemenperin Komitmen Dorong Kenaikan Harga CPO Libatkan Pelaku Usaha, Kemenperin Komitmen Dorong Kenaikan Harga CPO
Jakarta, Situsenergy.com Demi mendongkrak harga minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) di pasar internasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama pelaku industri bersinergi untuk... Libatkan Pelaku Usaha, Kemenperin Komitmen Dorong Kenaikan Harga CPO

Jakarta, Situsenergy.com

Demi mendongkrak harga minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) di pasar internasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama pelaku industri bersinergi untuk membuat terobosan yang strategis melalui program hilirisasi industri kelapa sawit dan kebijakan mandatori biodiesel di dalam negeri. Kemenperin komitmen untuk menjadikan industri hilir pengolahan minyak sawit sebagai sektor prioritas nasional.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menegaskam pihaknya juga akan menjaga iklim usaha dan investasi serta memberikan dukungan agar industri hilir kelapa sawit dapat optimal. Ditegaskannya CPO akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, bahan kimia, hingga produk biodiesel (minyak nabati atau fatty acid methyl ester/FAME) berbasis minyak sawit.

Dijelaskan Airlangga bahwa sepanjang tahun 2018, ekspor minyak sawit didominasi oleh produk hilir, yang rasio volumenya sebesar 81 persen dibanding ekspor bahan baku sebesar 19 persen. Tren ini terus melonjak selama lima tahun terakhir, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan pada perolehan devisa.

“Peningkatan penggunaan CPO terus meningkat, untuk energi sekitar 15-20 persen. Sisanya untuk produk hilir seperti pangan dan nonpangan. Kita sudah buatkan roadmap-nya dalam pengembangan industri nasional,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, Selasa (20/8).

BACA JUGA   eSPeKaPe : Ada Upaya Pengaburan Sejarah Pertamina

Lebih lanjut, pemerintah terus mengawal kebijakan mandatori biodiesel 20 persen (B20), yang akan ditingkatkan menjadi B30 pada awal tahun 2020. Kemudian, diharapkan pada tahun 2021-2022, komosisi penggunaan bahan bakar nabati akan ditingkatkan menjadi B50-B100.

“Kita perlu berbangga bahwa kebijakan mandatori biodiesel berkomposisi di atas 20 persen adalah yang pertama kali di dunia, dengan hasil implementasi di lapangan yang relatif baik dan lancar,” ujarnya.

Menurut Airlangga, pelaksanaan kebijakan mandatori biodiesel telah membawa banyak manfaat, antara lain penghematan impor BBM diesel, pengurangan emisi, dan terbukti mampu menahan jatuhnya harga CPO internasional pada saat terjadi oversupply pada periode tahun 2015-2016 lalu.

Ketua Umum Partai Golkar ini optimistis, Indonesia punya potensi dan peluang besar dalam menjalankan program hilirisasi industri kelapa sawit dan pengotimalan penggunaan bahan bakar nabati. Sebab, Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar CPO dan minyak inti sawit mentah (Crude Palm Kernel Oil/CPKO) yang mencapai 47 juta ton pada tahun 2018.

“Laju pertumbuhan produksi minyak sawit diperkirakan terus meningkat signifikan, di mana ekspor minyak sawit dan produk turunannya menyumbang devisa negara lebih dari USD22 miliar per tahun,” pungkasnya. (DIN)

BACA JUGA   Fantastis, Minyak Melambung 8 Persen Terimbas Hasil Ujicoba Vaksin Covid Yang Menjanjikan

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *