Logo SitusEnergi
Enam Proyek Hilirisasi Tertunda Akibat Covid-19 Enam Proyek Hilirisasi Tertunda Akibat Covid-19
Jakarta, situsenergy.com Holding pertambangan BUMN, Mineral Industry Indonesia (MIND ID) membenarkan bahwa terdapat beberapa proyek hilirisasi yang terdampak covid-19. Akibat lesunya ekonomi dan lantaran... Enam Proyek Hilirisasi Tertunda Akibat Covid-19

Jakarta, situsenergy.com

Holding pertambangan BUMN, Mineral Industry Indonesia (MIND ID) membenarkan bahwa terdapat beberapa proyek hilirisasi yang terdampak covid-19. Akibat lesunya ekonomi dan lantaran sejumlah industri harus mematuhi aturan pembatasan sosial, beberapa rencana proyek yang sebelumnya sudah ditetapkan terpaksa harus ditunda atau dijadwal ulang.

Orias Petrus Moedak, Direktur Utama MIND ID, mengatakan bahwa penundaan dan kemunduran tidak berasal dari persiapan parusahaan MIND ID, namun juga ada andil dari kesiapan mitra kerja. Hal itu terjadi karena mobilisasi orang dan barang menjadi sangat terbatas.

“Jadi ada yang secara otomatis mau tidak mau tertunda. Mitra kami tidak bisa bergerak, karena ada zona merah di wilayah kerja kami, yang memang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan,” kata Orias, Selasa (30/6).

Ada enam proyek yang alami gangguan pembangunannya. Pertama adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ini sedang dalam tahap pengerjaan early work (pematangan lahan) dan penyelesaian engineering design. Kemudian proyek upgrading atau peningkatan teknologi tungku reduksi smelter dan refinery alumina milik Inalum. Proyek senilai USD107,7 juta ditargetkan bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 Ktpa aluminium, dan dijadwalkan rampung pada 2022.

BACA JUGA   Perluas Titik Operasional, 54 Pertashop Hadir di Jawa Barat

Selanjutnya proyek pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PLTU ini merupakan proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bermitra dengan China Huadian Corporation. Proyek berkapasitas 2 x 621,72 MW menelan biaya investasi USD1,68 miliar, yang ditargetkan beroperasi pada 2022.

“Masih mengalami penundaan, (progres proyek) mengalami pergeseran karena covid-19. Kalau sudah terbuka pergerakan karyawan dari Cina, mitra kami segera melanjutkan proyek ini,” ungkapnya.

Kemudian ada proyek Smelter Tin Ausmelt di Bangka Barat. Proyek PT Timah Tbk (TINS) ini memiliki kapasitas 40.000 ton crude tin yang ditargetkan bisa beroperasi tahun depan. Pengerjaan EngineeringProcurement and Construction (EPC) direncanakan bakal berlanjut pada Oktober 2020. Selanjutnya proyek smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Smelter yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIPEE) Gresik ini memiliki nilai investasi sebesar USD3 miliar.

“Jadi mereka juga mengalami masalah covid-19. Jadi ada pengaruhnya terhadap berlangsungnya proyek ini,” pungkas Orias. (DIN/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *