Logo SitusEnergi
Dirut PTPN III Klaim Energi Bioetanol Lebih Efisien dari Biodiesel Dirut PTPN III Klaim Energi Bioetanol Lebih Efisien dari Biodiesel
Jakarta. Situsenergi.com Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau Holding Perkebunan, Mohammad Abdul Gani mengatakan, sebaiknya Pemerintah menetapkan kembali peta jalan energi baru... Dirut PTPN III Klaim Energi Bioetanol Lebih Efisien dari Biodiesel

Jakarta. Situsenergi.com

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau Holding Perkebunan, Mohammad Abdul Gani mengatakan, sebaiknya Pemerintah menetapkan kembali peta jalan energi baru dan terbarukan Indonesia salah satunya dengan menggeser pemanfaatan biodiesel menjadi bioetanol.

Pasalnya, kata dia, sumber energi terbarukan bioetanol yang berasal dari tanaman tebu lebih efisien dibandingkan biodiesel dari kelapa sawit.

“Di antara dua komoditas energi yang berbasis green yaitu biodiesel dan bioetanol itu sebenarnya yang paling efisien bioetanol. Jadi menurut saya road map energi baru terbarukan Indonesia paling tepat adalah menggeser yang tadinya dari biodiesel ke etanol,” kata Gani dalam sesi diskusi di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (26/10).

Sebagai perbandingan, kata Gani, Indonesia memiliki luas lahan kelapa sawit 16 juta hektare dengan produktivitas rata-rata 3 ton per hektare. Dari jumlah 3 ton kelapa sawit per hektare itu, bila diolah menjadi biodiesel hanya menghasilkan atau 2,5 kiloliter biodiesel. Sementara pada 1 hektare lahan tebu dapat menghasilkan 4,5 sampai 5 kiloliter etanol.

“Maknanya, kemampuan tanah menghasilkan etanol itu dua kali lebih besar dibandingkan dengan biodiesel,” ucapnya.

Untuk itu Gani mengusulkan agar pemanfaatan 2 juta hektare lahan konversi untuk ditanami tebu karena dapat menghasilkan 10 juta kiloliter etanol guna membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional.

“Kalau ada lahan baru apakah lahan konversi dari sawit ataupun dari karet rakyat yang kurang menguntungkan, dua juta hektare saja bisa menghasilkan 10 juta kiloliter,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah terus menggalakkan pemanfaatan bahan bakar bioetanol sebagai upaya meningkatkan ketahanan energi nasional.

“Pada November 2022, Presiden (Joko Widodo) telah mencanangkan program bioetanol dari tanaman tebu di Mojokerto, Jawa Timur. Kemudian, pencampuran bioetanol juga tengah dilaksanakan oleh Pertamina melalui campuran etanol lima persen dengan bensin RON 95 pada produk Pertamax Green 95 dan saat ini telah tersedia di beberapa SPBU di Surabaya dan Jakarta,” papar Menteri Arifin di Jakarta, Senin lalu.

Menurutnya, untuk mendukung keberlanjutan mandatori bioetanol ke depan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

BACA JUGA   Menteri ESDM Dorong Investasi di Bidang Energi Terbarukan
PIS

“Perpres tersebut didorong karena terbatasnya bahan baku tebu dan juga terbentur dengan masalah pangan, sehingga pemerintah mendorong pengembangan bahan bakar nabati berbasis potensi lokal dan akan menciptakan pasar baru bagi produk pertanian lokal,” tutup Arifin.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *