Logo SitusEnergi
Harga Minyak Terapresiasi Lebih Dari 2 Persen Jelang Pilpres AS Harga Minyak Terapresiasi Lebih Dari 2 Persen Jelang Pilpres AS
New York, SitusEnergy.com Harga minyak dunia meningkat lebih dari 2 persen jelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan dilaksanakan hari ini, Selasa (3/11/2020).... Harga Minyak Terapresiasi Lebih Dari 2 Persen Jelang Pilpres AS

New York, SitusEnergy.com

Harga minyak dunia meningkat lebih dari 2 persen jelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan dilaksanakan hari ini, Selasa (3/11/2020). Kenaikan itu sekaligus menghapus kerugian sebelumnya, ketika Amerika Serikat bergerak menuju pemilihan presiden yang kontroversial.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, meningkat USD1,14 atau 3 persen, diperdagangkan pada USD39,08 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (2/11/2020) atau Selasa (3/11/2020) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, ditutup menguat USD1,02 atau 2,8 persen, menjadi USD36,81 per barel. Kedua kontrak turun tersebut anjlok lebih dari USD2 di awal sesi.

Pasar minyak sebelumnya memang berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir, terpukul kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar yang lebih lemah karena beberapa negara Eropa melakukan  lockdown  untuk mengekang lonjakan virus corona. Infeksi juga meningkat di Amerika Serikat.

Minyak mengurangi kerugian setelah pesanan ekspor Jepang tumbuh untuk pertama kalinya dalam dua tahun dan aktivitas pabrik China melesat ke level tertinggi dalam hampir satu dekade pada Oktober. Selanjutnya, aktivitas manufaktur Amerika meningkat lebih dari ekspektasi pada Oktober, dengan pesanan baru melompat ke level tertinggi dalam hampir 17 tahun.

BACA JUGA   Panas Bumi RI Baru Digarap 12%, API: Sudah Saatnya Move On!

Indeks saham Wall Street, yang terkadang dilacak oleh pasar energi berjangka, menguat pada sesi Senin. Analis mengatakan hasil pemilu yang kemungkinan mengguncang pasar ekuitas dalam waktu dekat akan terjadi jika tidak ada pemenang yang jelas pada Selasa malam.

Presiden Donald Trump akan berhadapan dengan kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pilpres tersebut, yang meningkatkan kekhawatiran secara nasional tentang turbulensi dan protes yang berasal dari hasil pemilu.

“Kekhawatiran atas pasokan minyak dan fundamental permintaan…akan memainkan peran kedua setelah pemilihan presiden AS dan bagaimana  risk market  akan bereaksi terhadap hasilnya,” kata analis BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.

Negara di seluruh Eropa menerapkan kembali langkah-langkah penguncian untuk mencoba memperlambat penyebaran infeksi Covid-19 yang melonjak dalam sebulan terakhir.

Sejumlah perusahaan  trading  minyak global memperkirakan kehancuran permintaan lebih lanjut karena lonjakan kasus virus corona, meski prediksinya berbeda.

Vitol melihat permintaan musim dingin di 96 juta barel per hari (bph), sementara Trafigura memperkirakan permintaan turun menjadi 92 juta bph atau di bawahnya.

Rystad Energy melihat permintaan mencapai puncaknya pada 2028, bukan pada 2030, dan memperkirakan pemulihan yang lebih lambat tahun depan.

BACA JUGA   Medco Energi Mantapkan Komitmen Bisnis Berkelanjutan, Fokus Lindungi Biodiversitas

“Penguncian akan menghambat pemulihan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan pandemi juga akan meninggalkan warisan perubahan perilaku yang juga akan mempengaruhi penggunaan minyak,” kata Artyom Tchen, analis Rystad Energy. (SNU/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *