Jakarta, Situsenergy.com
Royal Dutch Shell mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya memulai kembali sejumlah unit di kilang minyak terbesar di Eropa di Belanda setelah pemadaman 10 hari.
Peremajaan bertahap kilang pernis 408.000 barel per hari diperkirakan akan membebani margin penyulingan di wilayah yang meningkat tajam setelah pemadaman listrik, yang disebabkan oleh kebakaran pada unit daya dan kebocoran hidrogen fluorida berikutnya.
Shell saat ini memulai kembali sejumlah unit di kilang dekat Rotterdam, kata seorang juru bicara perusahaan. Memulai kembali kilang ukuran ini, yang mencakup puluhan unit, bisa menjadi proses yang rumit dan unit sering tersandung dalam prosesnya.
Tidak jelas berapa lama proses restart akan berlangsung, tapi akan sedikit di depan harapan awal Shell selama dua minggu.
“Perbaikan ulang akan berlangsung dengan cara yang terstruktur dan terkendali,” kata chief oil tersebut dalam sebuah pernyataan email, tanpa mengidentifikasi unit mana yang memulai operasinya.
Margin penyulingan diperkirakan akan melemah dalam jangka pendek begitu kilang Pernis kembali berproduksi dan volume impor diesel yang besar mencapai benua ini, kata Robert Campbell, kepala analisis pasar produk minyak di Energy Aspects.
“Ini menghindari beberapa skenario terburuk di penyulingan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp tapi pekerjaan pemeliharaan masih signifikan di musim gugur,” kata Campbell, yang akan mendukung margin penyulingan saat itu.
Peremajaan dilakukan setelah para insinyur Shell berhasil mengembalikan sebagian kekuatan melalui sumber-sumber alternatif, menurut sumber industri.
Tidak ada unit produksi yang rusak akibat kebakaran namun beberapa katalisator yang digunakan untuk meningkatkan unit, akan memerlukan penggantian, menurut sumbernya.[r/red]
(reuters 9/8/2017)
No comments so far.
Be first to leave comment below.