Logo SitusEnergi
Pertahankan Produksi Blok Rokan Butuh Kekompakan dan Soliditas Pertahankan Produksi Blok Rokan Butuh Kekompakan dan Soliditas
Jakarta, Situsenergi.com Paska alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI), PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya Pertamina Hulu Rokan telah menyiapkan... Pertahankan Produksi Blok Rokan Butuh Kekompakan dan Soliditas

Jakarta, Situsenergi.com

Paska alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI), PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya Pertamina Hulu Rokan telah menyiapkan pengeboran sumur secara masif, dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus – Desember 2021 sebanyak 161 sumur.

Menurut ahli perminyakan nasional, Ridwan Nyak Baik, untuk mengeksekusi program pengeboran sebanyak itu, diperlukan kekompakan, soliditas, dan leadership styles management yang paham tentang kondisi subsurvace blok Rokan, support Supply Chain Management serta dukungan Rig management.

“Dan yang tidak kalah penting didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang punya pengalaman dan loyal atau memiliki komitnen yang sama,” kata Ridwan kepada Situsenergi.com di Jakarta, Selasa (10/8/2021).

Namun ia menilai bahwa rencana Pertamina tersebut mungkin akan sulit dipenuhi, karena mengerjakan 161 sumur dalam rentang waktu 4,5 bulan bukan hal yang gampang.

“Kurun waktu Agustus – Desember 2021 hanya 4,5 bulan saja. Menurut saya untuk membor 161 sumur dalam waktu cuma 4,5 bulan itu tidak gampang. Karena itu berarti ada sekitar 35 sumur per bulan, atau satu sumur per hari yang dibor. Itu baru bor saja, belum moving rig, dan rig up/rig down yang memakan waktu minimal 3 hari untuk rig kecil,” paparnya

Menurut Ridwan, sebagai manajemen baru, meski pekerjannya ex Chevron, target yang dicanangkan Pertamina itu terasa ambisius.

“Karena di lapangan masih banyak yang perlu dilakukan diantarnya penyesuaian langgam corporate culture, leadership styles, manajemen rig, managemen supply chain, dan seterusnya,” ujar pria yang lama berkarir di Pertamina ini.

Namun untuk target tahun 2022, kata Ridwan, sekitar 41 sumur per bulan bisa direalisasikan dengan syarat semua proses dan mekanisma operasional di atas telah mampu diantisipasi.

“Biasanya dalam over operasi satu blok migas, awalnya selalu terjadi penurunan produksi sekitar satu hingga 3 bulan ke depan, baru pada bulan keempat produksinya mulai merangkak naik,” tambahnya.

Lebih jauh ia mengatakan, hal lain yang juga harus diingat bahwa blok Rokan termasuk blok tua dengan teknologi produksi Enhanced Oil Recovery (EOR) sehingga akan menjadi persoalan tersendiri. Pasalnya, meskipun urusan EOR bagi Pertamina bukanlah hal baru namun semua ladang proyek EOR milik BUMN tersebut masih bersifat pilot proyek.

“Jadi hasilnya belum signifikan secara ekonomis, meski produksinya sudah mengalir seperti Lapanga Rantau di Aceh Tamiang, Lapangan Jirak di Pendopo, Lapangan Jatibarang di Jabar dan lain-lain,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, bahwa Pertamina berkomitmen untuk mempertahankan produksi paska alih kelola dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus – Desember 2021 sebanyak 161 sumur yang terdiri dari 84 sumur baru dan 77 sumur eks Chevron.

BACA JUGA   Antarkan Elnusa Raih Keuntungan, CFO Raih Penghargaan

Untuk selanjutnya, kata Nicke, pada tahun 2022 nanti direncanakan akan ada tambahan kurang lebih sebanyak 500 sumur.

“Pertamina akan melanjutkan program yang telah berjalan selama ini, termasuk EOR yang telah menunjang produksi migas secara signifikan,” ujarnya.

“Pertamina telah menetapkan anggaran investasi sampai tahun 2025 sebesar lebih dari US$ 2 billion. Mengingat wilayah Blok Rokan juga memiliki potensi unconventional migas yang dapat menunjang peningkatan produksi migas nasional,” tambah dia.

Berdasarkan data saat ini, lanjut dia, Pertamina Hulu Rokan mengelola wilayah kerja dengan luasan sekitar 6,453 km2 dengan 10 Lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, Pager.

“Blok Rokan membentang di 5 (lima) Kabupaten Provinsi Riau yakni Kebupaten Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Blok minyak strategis ini, merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan target produksi minyak tahun 2021 sekitar 165.000 barel per hari atau sekitar 24% dari produksi nasional,” paparnya.

Nicke menegaskan bahwa Pertamina akan memastikan proses operasional Blok Rokan tetap berjalan, karena sebanyak 291 kontrak dilakukan proses mirroring dan seluruhnya telah selesai.

BACA JUGA   Pertamina dan POLRI Kolaborasi Ungkap Kasus Mafia Solar di Pasuruan

“Selain itu sebanyak 60 kontrak baru untuk kebutuhan pre-EOC telah awarded dengan status progres 100%,” ucapnya.(SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *