Logo SitusEnergi
Penurunan Harga Minyak Dunia Akibat Penguatan Dolar AS, Diimbangi Sentimen Sanksi Terhadap Rusia Penurunan Harga Minyak Dunia Akibat Penguatan Dolar AS, Diimbangi Sentimen Sanksi Terhadap Rusia
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak dunia melemah, Rabu, tertekan penguatan yang terjadi terhadap dolar Amerika.  Tak hanya itu, pelemahan harga minyak juga disebabkan adanya peningkatan kekhawatiran... Penurunan Harga Minyak Dunia Akibat Penguatan Dolar AS, Diimbangi Sentimen Sanksi Terhadap Rusia

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak dunia melemah, Rabu, tertekan penguatan yang terjadi terhadap dolar Amerika. 

Tak hanya itu, pelemahan harga minyak juga disebabkan adanya peningkatan kekhawatiran dunia terhadap kasus virus corona terbaru yang dikhawatirkan bisa melemahkan permintaan. 

Namun demikian, pelemahan harga minyak dunia itu masih diimbangi oleh kekhawatiran pasokan, sebagai imbas dari sanksi baru terhadap Rusia sebagai respon dari isu kejahatan perang yang dilakukan tentara Rusia terhadap warga sipil Ukraina. .

Mengutip data Reuters, pada awal sesi perdagangan, harga minyak sempat melambung lebih dari USD2 per barel.

Hal itu terjadi setelah Menteri Perindustrian Jepang mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih mendiskusikan pelepasan cadangan minyak terkoordinasi yang menurut banyak trader adalah kesepakatan yang sudah selesai. 

Setelah itu, harga diperdagangkan di kedua sisi tidak berubah hampir sepanjang hari.

Kekhawatiran permintaan meningkat setelah otoritas di importir minyak utama, China, memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua warganya yang berjumlah 26 juta orang di pusat keuangan itu.

“Pelemahan dolar di awal sesi secara bertahap memberi jalan pada kekuatan dalam memberikan dorongan tambahan di balik ayunan harga minyak hari ini kembali ke sisi negatifnya,” ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, dikutip Rabu 6 April 2022. 

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 89 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD106,64 per barel.

BACA JUGA   Kejar Target NZE 2060, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan & Penyimpanan Karbon

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), turun USD1,32, atau 1,3 persen menjadi menetap di posisi USD101,96 per barel.

Harga minyak bisa mendapatkan dukungan setelah setelmen jika perkiraan analis benar dan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 2,1 juta barel pekan lalu.

American Petroleum Institute (API), kelompok industri, akan mengeluarkan laporan inventarisnya Selasa petang waktu setempat. 

Sehari berselang, Badan Informasi Energi (EIA) AS akan mengeluarkan laporan resminya.

Dolar menguat empat hari berturut-turut ke level tertinggi sejak Mei 2020 terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, termasuk larangan impor batu bara oleh Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan, larangan impor batu bara akan diikuti oleh minyak dan kemudian gas.

Moskow, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi khusus”, mengatakan tuduhan Barat atas kejahatan perang di kota Bucha, Ukraina, adalah “pemalsuan mengerikan” yang ditujukan untuk merendahkan tentara Rusia.

BACA JUGA   Motorist Pertamina Gercep Kirim BBM ke Para Pemudik yang Kehabisan Bensin di Tol

Guna menenangkan harga minyak, negara-negara sekutu Amerika pekan lalu menyetujui pelepasan minyak terkoordinasi dari cadangan strategis untuk kedua kalinya dalam sebulan.

Direktur Mizuho, Robert Yawger, mengatakan rencana AS untuk melepaskan 180 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategisnya mempersempit perbedaan antara minyak mentah berjangka saat ini dan yang akan datang.

Kekhawatiran pasokan di beberapa anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya (OPEC Plus), termasuk Irak dan Kazakhstan, juga mendukung harga.

Produksi kondensat minyak dan gas harian anggota OPEC Plus, Rusia, pada awal April merosot 4 persen dari Maret. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *