Logo SitusEnergi
Pemerintah Serius Dorong BUMN Lakukan Perdagangan Karbon Pemerintah Serius Dorong BUMN Lakukan Perdagangan Karbon
Jakarta, Situsenergi.com Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury menegaskan bahwa pemerintah komitmen untuk mendorong BUMN mulai melakukan perdagangan karbon, kegiatan jual beli kredit karbon... Pemerintah Serius Dorong BUMN Lakukan Perdagangan Karbon

Jakarta, Situsenergi.com

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury menegaskan bahwa pemerintah komitmen untuk mendorong BUMN mulai melakukan perdagangan karbon, kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit).

Menurutnya kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).

Indonesia menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. 

“Sektor strategis yang menjadi prioritas utama adalah sektor kehutanan, energi dan transportasi yang telah mencakup 97% dari total target penurunan emisi NDC Indonesia,” kata Pahala dalam keterangannya, Selasa (21/3/2022).

Patut diketahui, Nationally Determined Contribution (NDC) merupakan komitmen setiap negara terhadap Persetujuan Paris untuk menurunkan emisi karbon di negara masing-masing.

Binis Parasit Solar Campuran Minyak Sawit

Pada dokumen NDC tahun 2021, melalui long term strategy – low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.

BACA JUGA   Energy Watch: Harga Avtur Pertamina Turun Demi Membantu Perusahaan Penerbangan

Pahala menambahkan, ada banyak standar pemeringkatan dalam penilaian karbon. Namun, yang paling banyak dilakukan adalah standar nilai karbon yang diterapkan oleh Verra. Nilai carbon offset yang diperdagangkan nilainya sekitar US$20-40. BUMN bisa melakukan uji coba dengan harga setengahnya sebagai acuan.

Terkait nilai ekonomi karbon, Pahala menjelaskan, kemungkinan besar nilainya antara US$2-3. Nilai Ekonomi Karbon (NEK) adalah nilai yang diberikan terhadap setiap unit emisi karbon. NEK dianggap penting untuk diadakan karena dapat mendorong investasi hijau di Indonesia. Selain itu, NEK juga dapat mengatasi celah pembiayaan perubahan iklim yang selama ini terjadi.

Pahala berharap agar BUMN serius mulai melakukan transisi energi dengan berbagai cara seperti sinergi dan kolaborasi.

“Kita melihat kolaborasi antara BUMN sendiri untuk membangun kerja sama dalam menghasilkan energi dan menurunkan emisi bisa dilakukan. BUMN kita juga bisa kerja sama dengan negara lain. Pada intinya, bagaimana BUMN bisa bersama-sama melakukan transisi energi,” jelas Pahala. (DIN/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *