Logo SitusEnergi
Pemerintah Dorong Percepatan Pengembangan WKP Mataloko di Flores, NTT Pemerintah Dorong Percepatan Pengembangan WKP Mataloko di Flores, NTT
Jakarta, situsenergy.com Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong percepatan studi eksplorasi dan pengeboran sumur produksi panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi... Pemerintah Dorong Percepatan Pengembangan WKP Mataloko di Flores, NTT

Jakarta, situsenergy.com

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong percepatan studi eksplorasi dan pengeboran sumur produksi panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Mataloko di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, menjelaskan, pemerintah berkomitmen meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi NTT. Salah satu cara yang dilakukan adalah percepatan proyek infrastruktur kelistrikan yang bersumber pada energi panas bumi.

Dadan Kusdiana menjelaskan, seiring dengan berkembangnya wisata di wilayah tersebut, kebutuhan listrik di NTT terus meningkat. “Saat ini sebagian besar kebutuhan listrik NTT masih dipasok oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),” kata Dadan di Kementerian ESDM, Rabu (24/7/2019).

Progress pengembangan panas bumi di Flores NTT tersebut telah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) studi eksplorasi dan pengeboran sumur produksi di Wilayah Kerja WKP Mataloko oleh Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar dan Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani.

Dadan menambahkan, Provinsi NTT khususnya di Pulau Flores memiliki sedikitnya memiliki 12 wilayah potensi panas bumi yang cukup besar di antaranya di Ulumbu, Mataloko, Mutubusa, Ropa dan Atadei.

BACA JUGA   Pertamina dan Gubernur Kaltim Tandatangani Kesepakatan Bersama

Menurutnya, dari 12 wilayah prospek panas bumi  di Pulau Flores, terdapat tiga wilayah yang mendapat izin pengelolaan WKP yaitu Ulumbu, Mataloko dan Sokoria dengan total kapasitas terpasang mencapai 12,5 MW.

Dadan Kusdiana  menambahkan, dengan pemanfaatan potensi panas bumi tersebut, ke depan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT secara signifikan. Kementerian ESDM mencatat rasio elektrifikasi NTT termasuk yang terendah di Indonesia, hingga bulan Juni 2019 sebesar 72 persen. (Mul)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *