Logo SitusEnergi
Lonjakan Kasus Corona Mengkhawatirkan dan Ganggu Trend Penguatan Harga Minyak Lonjakan Kasus Corona Mengkhawatirkan dan Ganggu Trend Penguatan Harga Minyak
New York, SitusEnergy.com Kekhawatiran atas lonjakan kasus Corona di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menyebabkan terhentinya trend penguatan harga minyak dunia. Sebagaimana diketahui, minyak... Lonjakan Kasus Corona Mengkhawatirkan dan Ganggu Trend Penguatan Harga Minyak

New York, SitusEnergy.com

Kekhawatiran atas lonjakan kasus Corona di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menyebabkan terhentinya trend penguatan harga minyak dunia.

Sebagaimana diketahui, minyak Brent sempat menguat, Rabu, bahkan hingga menyentuh level tertinggi lebih dari dua bulan di atas USD45 per barel, didorong harapan tersedianya vaksin Covid-19 yang dapat meningkatkan permintaan.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 19 sen, atau 0,4 persen menjadi USD43,80 per barel, setelah di awal sesi melesat setingginya USD45,30 – pertama kali melewati ambang USD45 sejak awal September, demikian dikutip dari laporan  Reuters,  Rabu (11/11/2020) atau Kamis (12/11/2020) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup menguat 9 sen menjadi USD41,45 per barel, setelah melejit ke sesi tertingginya di level USD43,06.

Harga Brent dan WTI melambung sekitar 11 persen pekan ini, setelah data uji coba awal menunjukkan vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech Jerman 90 persen  efektif.

Namun, kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus  corona membebani pasar.

BACA JUGA   Penuhi Pembiayaan, PLN Terbitkan Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan

“Rekor kasus tersebut cukup untuk membuat semua orang kembali ke kenyataan,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Ekspektasi ahwa vaksin dapat memulihkan permintaan bahan bakar transportasi sangat penting bagi minyak, kata John Kilduff, mitra pendiri di Again Capital.

“Transportasi di seluruh negeri telah begitu terpengaruh oleh pandemi sehingga melewatinya akan membangkitkan kembali permintaan bahan bakar, yang dibutuhkan oleh kompleks perminyakan,”

Pembatasan terbaru di Eropa dan Amerika Serikat untuk memerangi virus korona memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar, mengimbangi kebangkitan di negara-negara Asia di mana konsumsi hampir kembali ke tingkat sebelum Covid.

Stok minyak mentah AS turun 5,1 juta barel menjadi sekitar 482 juta barel, pekan lalu, menurut data kelompok industri, Selasa, dibandingkan ekspektasi penyusutan 913.000 barel dalam jajak pendapat  Reuters terhadap sejumlah analis.

Data pemerintah akan dirilis Kamis waktu setempat, ditunda sehari karena liburan Hari Veteran Amerika, Rabu.

Menteri Energi Aljazair mengatakan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya dapat memperpanjang pengurangan produksi minyak hingga 2021, atau bahkan memperdalamnya. Menteri Energi Arab Saudi, Senin, mengatakan pakta pasokan dapat diubah. (SNU/rif)

BACA JUGA   Maksimalkan Layanan Antar, PDS Pertamina Tembus 25.000 Pesanan

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *