Jakarta, situsenergy.com
Lembaga Nawa Cita Indonesia telah menyurati Presiden Joko Widodo agar supaya PLN berfokus pada transmisi dan distribusi, sedangkan pembangunan pembagkit diberikan kepada pihak lain atau BUMN lain.
Menurut Ketua Umum Nawa Cita Indonesia, Suryo Atmanto, upaya ini untuk mempercepat penyelesaian pembangunan program listrik 35.000 MW yang menjadi program prioritas pemerintah.
“Sampai saat ini pemerintah sudah berjalan 2,5 tahun target yang dicanangkan pemerintah sebanyak 35 000 MW masih sangat jauh. Karena yang sudah terealisasi belum sampai bagaimana mau bisa selesai sampai 5 000 MW,” ujarnya di Jakarta, Senin (7/8).
Dia memaparkan bawa wacana memfokuskan PLN hanya pada transmisi dan distribusi terinspirasi dari penyelenggaraan listrik di Korea Selatan.
“Kami dari tim Nawa Cita pernah studi banding di Korea BUMN, disana Korea power, sampai tahun 2000 terseok-seok merealisasikan 11.000 MW. Kendalanya PLN disana persis seperti PLN disini, transmisi dsitribusi pembangunan power plant dihandle sendiri itu nanti kesulitan karena dihandle sendiri terlalu gemuk dan malah berantakan. Mereka akhirnya memisahkan antara PLN dan power plant,” paparnya.
Dengan langkah itu, PLN-nya Korea mampu menyelesaikan masalahnya hingga BUMN yang bergerak di pembangkit tersebut melakukan ekspansi ke berbagai negara. Dari itu dia meminta Presiden Jokowi melakukan hal yang sama
“BUMN menghandle Powerplant, PLN nya distribusi dan transmisi setelah itu 2002 start 11.000 nya sudah selesai bahkan mereka investasi negara-negara lain. Kita melihat di Korea bisa harusnya di Indonesia juga bisa kami surati Presiden dan Kementerian BUMN wujudkan 35.000 MW bisa tapi harus dibagi tugasnya,” tutup dia.(ADI)
No comments so far.
Be first to leave comment below.