Logo SitusEnergi
Kerja Sama Patra Niaga dan Krakatau Bandar Samudera Diapresiasi Kerja Sama Patra Niaga dan Krakatau Bandar Samudera Diapresiasi
Jakarta, Situsenergi.com Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengapresiasi kerja sama antara Pertamina Patra Niaga, dengan PT Krakatau Bandar Samudera (Krakatau International Port) terkait... Kerja Sama Patra Niaga dan Krakatau Bandar Samudera Diapresiasi

Jakarta, Situsenergi.com

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengapresiasi kerja sama antara Pertamina Patra Niaga, dengan PT Krakatau Bandar Samudera (Krakatau International Port) terkait Kerja Sama Bisnis Bunkering Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulfur di Selaat Sunda.

“Kerja sama ini patut kita apresiasi. Tentu kita harus mendukung sinergi ini,” kata Komaidi saat dihubungi Situsenergi.com di Jakarta, Jumat (06/8/2021)..

Menurut Komaidi, potensi bisnis Marine Fuel Oil (MFO) cukup prospektif. Hal ini karena Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan.

“Saya kira akan sangat potensial, mengingat negara kita adalah negara kepulauan. Dan sejauh ini Selat Sunda adalah salah satu yang diproyeksikan cukup potensial karena posisinya yang strategis,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, praktisi migas, Inas N.Zubir mengungkapkan, bahwa pada tanggal 1 Januari 2020 lalu, International Maritime Organization (IMO) telah mengeluarkan peraturan untuk mengurangi kandungan sulphur pada bahan bakar kapal menjadi maksimal 0.5 wt%, sebagai upaya untuk mengurangi efek rumah kaca.

“Oleh karena itu, penggunaan High Sulphur Fuel Oil atau MFO High Sulphur sebagai bahan bakar kapal harus diganti dengan Low Sulphur Fuel Oil atau MFO Low Sulphur,” ujarnya.

BACA JUGA   Top! Penerimaan Negara Dari Hulu Migas Moncer

“Salah satu jenis LSFO yang dapat diproduksi menjadi bahan bakar kapal jenis MFO Low Sulphur adalah Low Sulphur Waxy Residu atau LSWR yang diproduksi oleh kilang Balikpapan, Dumai dan Cilacap,” tambah dia.

Lebih jauh ia mengatakan, sebagai salah satu produsen LSWR terbesar, maka sudah sepatutnya Pertamina menjadi pemain besar MFO Low Sulphur di kawasaan Asia Tenggara. Apalagi pada era Pemerintahan sebelumnya produk tersebut bisa diekspor hingga 2 juta barel per bulan

“Sebagai produsen LSWR terbesar di kawasan ini maka sudah selayaknya kerja sama ini didukung karena akan menghasilkan multiplier effect, bukan hanya sekedar bunkering semata,” pungkasnya.

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan PT Krakatau Bandar Samudera (Krakatau International Port) tentang Kerja Sama Bisnis Bunkering MFO Low Sulfur di Krakatau International Port, Merak.

Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga SH C&T, Hasto Wibowo menyambut baik kerja sama ini.

“Dengan potensi Pasar MFO Low Sulfur di Merak diperkirakan senilai 54 Juta USD/tahun, spiritnya program ini harus segera dimulai, harapannya dalam 6-12 bulan ke depan akan banyak kapal-kapal ocean going yang melakukan bunkering di Selat Sunda,” jelasnya.

BACA JUGA   7 Kebakaran Hebat Yang Pernah Terjadi di Fasilitas Migas Pertamina

Hasto melanjutkan, kerja sama bisnis bunkering MFO ini dipastikan juga dapat memaksimalkan potensi ekonomi melalui pelayanan jasa Bunkering Marine Fuel di berbagai pelabuhan strategis di Indonesia.

Selain itu sinergi ini akan semakin meningkatkan profil kepelabuhanan Indonesia sekaligus memperkuat postur energi Indonesia khususnya penyediaan Bahan Bakar Kapal MFO Low Sulfur 180 centistockes (cSt).

Senada dengan Hasto, CEO Krakatau International Port, Akbar Djohan turut menyambut sinergi ini dan mengatakan bahwa pelayanan jasa Bunkering Marine Fuel Oil di Krakatau International Port ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim khususnya di wilayah perairan strategis Indonesia terutama di Selat Sunda.

“Kerja sama ini merupakan komitmen Krakatau International Port untuk memberikan pelayanan yang terbaik khususnya melayani kapal-kapal yang melintasi perairan Selat Sunda yang ingin melakukan pengisian bahan bakar,” kata Akbar

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga, Milton Pakpahan mengapresiasi sinergi Sub Holding BUMN antara PT Pertamina Patra Niaga dengan PT Krakatau Bandar Samudera.

“Meskipun dalam masa pandemi, Pertamina progresnya cepat untuk meleverage dan mengambil kesempatan dalam memaksimalkan potensi bisnis ini. Sinergi ini menjadi masterpiece, bukti bahwa Sub Holding saat ini menjadi lebih agile pergerakannya,” tutup Milton.(SL)

BACA JUGA   PHR Awali Tahun Ini Dengan Temuan Cadangan Minyak Ribuan Barel

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *