Logo SitusEnergi
Jalankan Restrukturisasi, Operasional Pertamina Group Lebih Efisien & Terintegrasi Jalankan Restrukturisasi, Operasional Pertamina Group Lebih Efisien & Terintegrasi
Jakarta, Situsenergi.com PT Pertamina (Persero) secara konsisten menjalankan restrukturisasi perusahaan yang membentuk holding dan 6 subholding. Selama hampir 1 tahun masa restrukturisasi, langkah-langkah tersebut... Jalankan Restrukturisasi, Operasional Pertamina Group Lebih Efisien & Terintegrasi

Jakarta, Situsenergi.com

PT Pertamina (Persero) secara konsisten menjalankan restrukturisasi perusahaan yang membentuk holding dan 6 subholding. Selama hampir 1 tahun masa restrukturisasi, langkah-langkah tersebut telah menunjukkan manfaat positif dengan operasional yang terintegrasi dan lebih efisien.

Keenam Subholding yang mengelola bisnis inti tersebut yakni Upstream Subholding, Refining & Petrochemical Subholding, Commercial & Trading Subholding, Gas Subholding, Power & NRE Subholding, dan Shipping Subholding telah fokus mengelola bisnis dan aset perusahaan sesuai lingkup masing-masing.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan restrukturisasi telah menghasilkan struktur korporasi yang lebih padat, sehingga rentang kendali dan pengelolaan anak perusahaan yang dilakukan Pertamina menjadi lebih optimal.

Pada tingkat penyelenggaraan, pasca restrukturisasi organisasi yang sebelumnya 11 direktorat, saat ini hanya 5 direktorat, sehingga organisasi lebih ramping dan pengambilan keputusan lebih cepat dan efisien.
“Terjadi stream lining, sehingga kita pun lebih mudah dalam mengelola dan menyusun strategi untuk seluruh bisnis pertamina group,” kata Nicke.

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang Migas, lanjut Nicke, Pertamina tetap bertanggung jawab menjalankan tugas dan peran sesuai dengan UU Energi dan UU BUMN. Namun, secara bisnis dengan adanya restrukturisasi nilai dan pada saat bersamaan perusahaan harus menjalankan penugasan Pemerintah.

BACA JUGA   Kondusifitas Alih Kelola Berdampak Positif Bagi Proses Produksi Blok Rokan

“Operasional diturunkan ke anak atau ke subholding, maka perusahaan memegang lebih fokus ke bagaimana kita mengembangkan ke depan. Transisi energi dari bahan bakar fosil akan bergerak ke energi baru dan terbarukan atau lingkungan hijau. Inilah yang menjadi tugas besar, bagaimana menjalankan paralel dengan memperkuat bisnis yang ada,” imbuh Nicke.

Nicke menambahkan, dalam pengembangan bisnis ke depan, sepanjang 2020 hingga 2024, Pertamina merencanakan investasi sebesar US$ 92 miliar. Dengan lebih ramping dan kewenangan memegang dan subholding yang lebih jelas, proses pengambilan keputusan untuk investasi lebih ringkas, perusahaan dapat melakukan biaya dan melakukan penghematan biaya investasi, salah satunya melalui proses bisnis dari hulu sampai hilir.

Seperti salah satu contoh di sektor hulu, pada pengelolaan wilayah kerja (WK) hulu, Pertamina juga melalui anak usaha untuk terus meningkatkan produksi atau mengangkat yang ditargetkan Pemerintah.

Sebelumnya, WK melakukan perencanaan dan pengadaan masing-masing, pasca restrukturisasi dapat terintegrasi seperti pengadaan rig dilakukan hanya 1 kali sehingga lebih cepat. Begitu pula mengelola sumber daya, Sebelumnya, dengan mengelola WK secara terpisah, ada batas cadangan yang tidak dikelola karena berada di perbatasan.

BACA JUGA   Pertamina Sampaikan Capaian Target Iklim pada Ajang COP28

“Dengan pengelolaan WK pada 1 jeda, saat ini di Regional Kalimantan Timur ada tambahan cadangan 50 juta Barrel Oil Equivalent (BOE) dan potensi eksplorasi 200 juta BOE di Laut Jawa,” ungkap Nicke.(ERT/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *