Inilah Tantangan Hulu Migas 2018
ENERGI December 7, 2017 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Tantangan industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air pada tahun 2018 semakin besar. Apa saja tantangannya?
Selain harga minyak mentah di pasar dunia yang belum beranjak signifikan, kendati telah merangkak menjadi US$ 60 per barel, tetapi masih akan membebani pelaku hulu migas. Hal lainnya adalah Enhanced Oil Recovery (EOR). “Masalah EOR sudah mulai ada diskusi pada tahun ini. Tetapi ada beberapa EOR yang distop,” kata Ronald Gunawan, Indonesian Petroleum Association (IPA), pada sejumlah wartawan, Rabu (6/12) di Jakarta. Alasan penghentiannya karena dianggap kurang ekonomis.
Ronald yang baru menggantikan posisi Christina Verchere sebagai Presiden IPA menyatakan, EOR dianggap kurang ekonomis karena returnya tidak tinggi. “Agar ekonomis, ya returnnya harus tinggi,” ujar Ronald.
EOR adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan cadangan minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksi atau bisa dikatakan EOR ini adalah optimasi pada suatu sumur minyak agar minyak-minyak yang kental, berat, poor permeability dan irregular faultlines bisa diangkat ke permukaan.
Tantangan lainnya adalah Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 37 Tahun 2016 tentang Partisipating Interest (PI) 10% bagi daerah penghasil. “Ini belum terlalu clear,” tandasnya.
Persoalan lainnya, ungkap Ronald, adalah skema Gross Split terkait aturan perpajakannya. “Sampai saat ini belum keluar peraturannya,” ujar Ronald.
Saat ditanyakan soal revisi Undang-undang (UU) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Nomor 22 Tahun 2001 yang sampai ini belum disahkan, Ronald menyatakan,” Bagi yang eksisting hal itu tidak masalah. Tapi mungkin bagi pelaku bisnis yang baru akan investasi akan jadi persoalan”. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.