Logo SitusEnergi
Industri Terpancing Lakukan Ekspansi Investasi Akibat Harga Gas Murah Industri Terpancing Lakukan Ekspansi Investasi Akibat Harga Gas Murah
Jakarta, Situsenergi.com Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini telah mencatat dari 176 perusahaan yang menerima harga gas USD6 MMBTU, sebanyak 29 perusahaan sudah melaporkan rencana... Industri Terpancing Lakukan Ekspansi Investasi Akibat Harga Gas Murah

Jakarta, Situsenergi.com

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini telah mencatat dari 176 perusahaan yang menerima harga gas USD6 MMBTU, sebanyak 29 perusahaan sudah melaporkan rencana menambah investasi dengan nilai mencapai Rp192 triliun. Hal ini menandakan bahwa dampak penurunan harga gas bisa mendorong tumbuhnya investasi baru.

Sebelumnya Kemenperin mencatat bahwa penurunan harga gas industri dapat memberikan efek ganda yang luas, mulai dari peningkatan utilitas produksi dan nilai ekspor hingga penambahan investasi. Dampak positif ini akan memacu daya saing sektor manufaktur dan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

“Penerapan kebijakan gas industri dengan harga tertentu ini sebagai wujud nyata upaya pemerintah dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif. Diharapkan gairah usaha dari sektor industri bangkit kembali di tengah kondisi pandemi saat ini,” kata Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin, Fridy Juwono di Jakarta, Kamis (1/7/2021).

Nilai investasi paling besar berasal dari sektor industri pupuk dan petrokimia dengan 16 proyek dari 11 perusahaan yang nilai investasinya menembus Rp112,86 trilun. Selanjutnya, sektor industri baja dengan 17 proyek dari enam perusahaan yang nilai investasinya menyentuh Rp70,98 triliun.

BACA JUGA   Waduhh Rusia-Ukraina Makin Panas, Bikin Harga Minyak Melejit Lagi Diatas 2 Persen

Rencana investasi lainnya, yakni dari sektor industri oleokimia dengan jumlah lima proyek dari empat perusahaan yang nilai investasinya sebesar Rp4,54 triliun. Kemudian ada dari sektor industri sarung tangan karet dengan lima proyek dari tiga perusahaan yang nilai investasinya sebesar Rp567 miliar.

“Terdapat 53 proyek dan beberapa di antaranya akan melibatkan ekspansi dari perusahaan multinasional,” ungkapnya.

Kemudian salah satu perusahaan kaca juga berencana melakukan ekspansi dengan nilai investasi sekitar Rp174 miliar. “Dampak lain dari harga gas tertentu ini adalah utilisasi industri kaca yang meningkat hingga 100 persen, industri keramik 78 persen, dan industri baja 51,2 persen,” ujar Fridy.

Selain itu, dari sisi ekspor komoditas oleokimia mencatatkan peningkatan hingga 26 persen sepanjang 2020. Dari ekspor keramik juga meningkat 25 persen pada tahun lalu.

Fridy menambahkan, Kemenperin sedang mengajukan perluasan implementasi harga gas murah untuk 13 sektor industri. Saat ini, Kemenperin sudah meneruskan dokumen persyaratan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk ditinjau lebih lanjut.

Ke 13 sektor industri tersebut adalah industri ban, makanan dan minuman, pulp dan kertas, logam, permesinan, otomotif, karet remah, refraktori, elektronika, plastik fleksibel, farmasi, semen, dan asam amino. Dari 13 sektor industri tersebut, ada 80 perusahaan yang sedang mengajukan untuk mendapatkan harga gas tertentu dengan alokasi volume gas maksimal 169,64 BBTUD.

BACA JUGA   PPN Region Sulawesi Pastikan Stok BBM dan LPG Nataru Aman

“Jadi tidak hanya untuk tujuh sektor industri saja, tetapi juga bisa diimplementasikan pada sektor industri lainnya. Kami sudah mengajukan agar harga gas USD6 per MMBTU dapat diperluas ke 13 sektor industri lainnya,” paparnya. (DIN/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *