Harga Batubara Terus Menguat
ENERGI January 9, 2018 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Harga batubara terus mengalami penguatan. Harga batubara acuan (HBA) Januari 2018 sebesar US$ 95,54/ton. Harga tersebut naik 1,6% dibandingkan pada Desember 2017 yang berada di level US$ 94,04/ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga batubara masih bertahan di level US$ 90-an per ton. “Untuk Januari ini HBA ditetapkan US$ 95,54/ton,” kata Agung di Jakarta, Senin (8/1).
Agung menerangkan naiknya harga batubara tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan di sejumlah negara seperti Vietnam, Tiongkok, dan India. Dia menyebut berhentinya kegiatan tambang batubara di negeri Tirai Bambu membuat kebutuhan impor bertambah. “Untuk Vietnam menjadi pasar baru batubara,” ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menerangkan membaiknya harga di awal tahun merupakan hal yang wajar. Pasalnya permintaan batubara masih tinggi seiring masih berlangsungnya musim dingin. “Secara historical awal tahun permintaan memang tinggi,” ujarnya.
Hendra belum bisa memprediksi tren harga batubara sepanjang 2018 ini. Pasalnya ada berbagai faktor yang turut mempengaruhi pergerakan harga. Diantaranya faktor geopolitik, fluktuasi nilai tukar Dollar serta kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Namun dia berharap membaiknya harga batubara di 2017 dan di tahun ini terus bertahan. “Harapannya tetap menguat. Namun di level kisaran berapa ini yang sulit diprediksi,” ujarnya.
Kondisi harga di awal 2018 lebih baik ketimbang di awal 2017. Pasalnya pada Desember 2016 harga batubara menembus lebih dari US$ 100/ton. Namun di awal 2017 harga malah merosot di level US$ US$ 86,23/ton. Bulan berikutnya terkoreksi lagi 3,37% menjadi US$ 83,32/ton.
Harga batubara kembali melemah di level US$ 81,90/ton pada Maret. Namun harga merangkak naik pada April yang berada diposisi US$ 82,51/ton. Tren penguatan harga batubara terus berlangsung pada Mei yang mencapai level US$ 83,81/ton.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh terganggunya operasi tambang di Australia. Hal itu disebabkan oleh topan Debbie yang melanda negeri Kangguru tersebut. Operasi produksi dan pengangkutan batubara terganggu akibat cuaca ekstrim tersebut.
Pada pertengahan 2017 HBA anjlok ke posisi US$75,46/ton yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah Tiongkok yang menurunkan harga batubara dalam negeri. Namun di Juli HBA sedikit menguat di level US$78,95/ton akibat tingginya curah hujan di Indonesia yang menekan pasokan batubara ke pasar global.
Sedangkan pada Agutus kemarin HBA kembali menyentuh posisi US$ 80-an yang dipengaruhi oleh kebijakan Tiongkok mengurangi produksi batubara dalam negeri dan mengandalkan pasokan dari luar negeri.
Kondisi harga terus membaik dengan penetapan HBA di September sebesar US$ 92,03/ton dan naik lagi di Oktober sebesar US$ 93,33 ton. Tren penguatan harga masih terjadi di November yang berada di posisi US$ 98,80/ton. (ert)
No comments so far.
Be first to leave comment below.