Gali Potensi Kerjasama Energi, RI Sampaikan Niat Serius Kurangi Energi Fosil
ENERGI July 2, 2024 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergi.com
Pemerintah Indonesia secara konsisten melakukan berbagai pertemuan dalam rangka mendorong kerjasama strategis di bidang energi baru terbarukan, salah satunya di forum The 10th Indonesia-Norway Bilateral Energy Consultations (INBEC) di Jakarta, Forum bilateral tersebut, mengeksplorasi potensi kerja sama bidang energi terbarukan, elektrifikasi, CCS/CCUS, dan hidrogen.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengucapkan terima kasih kepada Menteri Energi Norwegia Terje Aasland yang telah mengunjungi Indonesia dan menghadiri forum bilateral tersebut, sebagai tindak lanjut INBEC ke-9 yang telah diselenggarakan di Oslo pada tahun 2022.
Menurut Arifin, hubungan antara Indonesia dan Norwegia terus berkembang selama lebih dari 20 tahun, dimana INBEC yang diselenggarakan dua tahunan tersebut menjadi platform berharga bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman Norwegia yang luas di sektor energi, dan untuk menjajaki peluang kerja sama baru antara kedua negara.
“Kami berkomitmen mendorong kolaborasi tidak hanya berbasis G to G, namun juga berbasis B to B. Kita akan menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang investasi dan pengembangan kapasitas,” ungkap Arifin dalam pernyataannya, dikutip Selasa (02/07/2024).
Pada kesempatan tersebut, Arifin juga menjelaskan bahwa Norwegia merupakan salah satu mitra lama Indonesia di sektor energi, khususnya sektor minyak dan gas. “Oleh karena itu, sebagai komitmen untuk memerangi perubahan iklim dan bergerak menuju sistem energi berkelanjutan, Indonesia dan Norwegia akan bekerja sama di lebih banyak bidang kerja sama,” ungkap Arifin.
Arifin juga menyampaikan beberapa langkah nyata yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk bergerak ke arah energi berkelanjutan. Pertama, Indonesia telah mengembangkan peta jalan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di sektor energi pada tahun 2060. Peta jalan tersebut memberikan strategi transisi energi baik dari sisi penawaran maupun permintaan.
Strategi yang dilakukan antara lain percepatan pengembangan energi terbarukan, penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara, penerapan teknologi ramah lingkungan seperti hidrogen dan CCS/CCUS, pemanfaatan kendaraan listrik, biofuel serta penerapan langkah-langkah efisiensi energi.
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, jaringan listrik yang cerdas dan terintegrasi merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin sistem energi yang aman dan andal. Super Grid akan mendukung pengembangan potensi energi terbarukan yang tersebar di seluruh Indonesia, meningkatkan akses energi dan membuka potensi energi baru,” jelas Arifin.
Kedua, Arifin menambahkan bahwa energi fosil khususnya gas, akan tetap menjadi bagian penting dalam transisi energi. Gas akan menjadi energi transisi dan dapat menghasilkan energi baru seperti amonia dan hidrogen. Implementasi teknologi rendah karbon seperti Capture Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) akan mengurangi emisi dan berpotensi meningkatkan produksi minyak dan gas.
“Pengalaman Norwegia yang luas di sektor energi menawarkan pembelajaran dan teknologi berharga yang dapat dibagikan kepada Indonesia. Indonesia terbuka terhadap kemitraan baru dalam praktik energi terbarukan dan energi berkelanjutan,” imbuh Arifin.(SA/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.