Logo SitusEnergi
DPR: Langkah Pertamina Kembangkan Produk Petrokimia Harus Cermat DPR: Langkah Pertamina Kembangkan Produk Petrokimia Harus Cermat
Jakarta, Situsenergi.com Langkah PT Pertamina (Persero) mengembangkan produk petrochemical (petrokimia) akan berjalan baik jika bahan baku produk Pertamina sendiri bisa disimpan dan bisa dimonetisasi... DPR: Langkah Pertamina Kembangkan Produk Petrokimia Harus Cermat

Jakarta, Situsenergi.com

Langkah PT Pertamina (Persero) mengembangkan produk petrochemical (petrokimia) akan berjalan baik jika bahan baku produk Pertamina sendiri bisa disimpan dan bisa dimonetisasi hingga tidak mengakibatkan kerugian karena tidak terserap oleh pasar.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) saat ini tidak hanya fokus pada bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga mulai melebarkan sayap, salah satunya dengan masuk ke dalam bisnis petrokimia.

“Upaya ini diharapkan mampu mengurangi beban Indonesia terhadap baku obat maupun bahan produk baju-bajuan yang saat ini masih diimpor,” kata Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza dalam pesan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (08/1/2021).

Namun ia mengingatkan agar Pertamina betul-betul cermat dalam menjalankan rencananya untuk mengembangkan produk petrochemical (petrokimia) guna mengatasi derasnya bahan baku impor untuk proses kimia.

“Memang Pertamina nemiliki bahan baku yang sangat cukup untuk mengembangkan produk produk petrochemical. Tetapi mungkin perlu dihitung secara cermat,” ujarnya.

Faisol mencontohkan, salah satu produk bahan baku yang banyak diimpor, yaitu methanol. Apakah benar-benar saat ini dibutuhkan industri dalam negeri atau dimungkinkan untuk dipasok dari luar.

BACA JUGA   Sinergi BUMN dan Perusahaan Swasta, Pertamina Raih Dua Penghargaan Apresiasi Mitra BUMN Champion 2022

Hal tersebut, menurut dia, karena ada faktor keseimbangan bisnis yang harus dilihat ke depan, karena ekonomi bangsa yang sedang terpukul, ada kekhawatiran akan meningkatkan inflasi.

“Kalau inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun dan kalau menurun maka produk-produk manufaktur mungkin tidak terbeli juga,” katanya.

“Kalau misalnya produk-produk itu yang disebut sebagai kelanjutan dari bahan baku petrochemical tadi, apakah tepat untuk diproduksi hari ini,” tanya Faisol.

Sebelumnya Kementerian Perindustrian fokus melakukan subtitusi impor sektor industri kimia, mengingat berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri kimia adalah salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Pasalnya, menurut Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementrian Perindustrian, Muhammad Khayam, bahan-bahan kimia merupakan komoditas yang strategis untuk digunakan sebagai bahan baku di berbagai sektor industri lainnya.

“Industri kimia masuk dalam Top 3 kontributor besar terhadap kinerja sektor industri pengolahan nonmigas sehingga menjadi sektor yang berperan penting pada pertumbuhan industri manufaktur nasional, kata Khayam. (Ert/Rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *