Bahasan Holding Migas Terhenti Saat Gempa Goyang Jakarta
ENERGI January 23, 2018 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Tujuan utama dari dibentuknya Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Minyak dan Gas Bumi (Migas) adalah untuk efisiensi, efektifitas dan jangkauan investasi yang lebih luas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno pada sejumlah media, Selasa (23/1/2018) di Synergy Lounge Lt 3 Kementerian BUMN JI. Medan Merdeka Selatan 13 Jakarta.
Seperti diketahui, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk akan menjadi anak usaha PT Pertamina (Persero). Walaupun demikian bisnis PGN tetap fokus pada sektor gas bumi.
Bersamaan dengan itu, lanjutnya, Pertagas yang merupakan anak usaha Pertamina akan dialihkan ke PGN yang memiliki bisnis yang sama, yaitu gas. Akan tetapi, pemerintah masih memiliki wewenang untuk mengontrol PGN lewat saham seri A dwiwarna yang masih ada di PGN.
“Rencananya seperti itu. Dalam perencanaan memang midstream to downstream dari gas akan ditangani PGN nantinya,” katanya.
Lebih jauh Fajar mengutarakan bahwa ada berbagai upaya menuju pembentukan holding migas. Selain proses akuisisi juga imreng. “Imreng salah satu proses pengalihan saham,” ujar Fajar, yang tiba-tiba terdiam sejenak setelah gempa berkekuatan 6.4 SR mengguncang Ibukota Jakarta dan sekitarnya.
Karuan saja, acara konferensi pers di lingkungan wartawan BUMN dan KESDM menjadi gaduh, panik dan buyar.
Melihat situasi tersebut, Fajar meminta para awak media untuk tenang. “Jangan panik. Nikmati saja dulu,” pintanya, dengan suara datar.
Tidak lama kemudian, Fajar melanjutkan pihaknya tengah melakukan sosialisasi ke karyawan PGN seja Januari 2018. “Kita bicarakan soal holding migas, target yang akan dicapai dan proses integrasinya,” ungkapnya seraya mengimbuhkan tidak ada rasionalisasi karyawan PGN ketika holding migas terbentuk. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.