Logo SitusEnergi
Anggota DPR : Maluku Butuh Listrik Yang Besar Untuk Dukung Sektor Perikanan Anggota DPR : Maluku Butuh Listrik Yang Besar Untuk Dukung Sektor Perikanan
Jakarta, Situsenergi.com Anggota Komisi IV DPR RI, Saadiah Uluputty menilai, pembangkit energi untuk skala besar industri rumah tangga di kawasan-kawasan sentra perikanan yang berciri... Anggota DPR : Maluku Butuh Listrik Yang Besar Untuk Dukung Sektor Perikanan

Jakarta, Situsenergi.com

Anggota Komisi IV DPR RI, Saadiah Uluputty menilai, pembangkit energi untuk skala besar industri rumah tangga di kawasan-kawasan sentra perikanan yang berciri kepulauan bisa menggunakan energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif ketersediaan pembangkit energi yang menjadi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pendingin atau rantai dingin dan cold storage.

“Di Maluku ada 35 kelurahan 118 kecamatan dan 1198 desa. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.045 desa berbasis pesisisr ada di garis pantai sepanjang 10.000 km lebih di 1.342 pulau. Dan ini butuh listrik yang sangat besar,” kata Saadiah kepada Situsenergi.com, Selasa (28/9/2021).

Hanya saja menurut dia, perlu ada pemetaan dan identifikasi pulau mana saja yang belum ada listriknya atau daerah mana yang belum tercukupi kebutuhan listriknya.

“Contohnya di Pulau Manipa, Pulau Kelang dan Buano, Kabupaten Seram Bagian Barat. Saya baru saja berkunjung ke daerah sentra perikanan tersebut tapi pembangkit, daya dan tegangan listriknya belum layak untuk mendukung pengolahan di sektor hilirnya,” papar anggota Fraksi PKS asal daerah pemilihan (Dapil) Maluku ini.

BACA JUGA   Produksi Hidrogen Dilirik Singapura, PLN Gercep Sepakati Studi Pengembangan dengan Sembcorp

“Namun jika EBT yang menjadi alternatif maka harus dikonkritkan akan dimulai dari mana. Saat ini yang sudah ready adalah PLTS. Panel surya sudah diaplikasikan di lampu penerangan jalan dan juga motor nelayan sebagai sumber energi pembangkit,” tambahnya.

Menurut dia, Pemerintah mungkin bisa meniru apa yang dilakukan Pemerintah Singapura yang sudah membangun ribuan panel surya terapung di atas laut lepas Singapura.

“Selain menghasilkan energi terbarukan, ladang panel surya terapung juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini sangat cocok untuk wilayah Maluku dengan panjang garis pantai lebih dari 10.000 km,” tukasnya.

Selain itu, pembangkit listrik tenaga pasang surut air atau tidal energy (Tidal Power) seperti yang ditawarkan dua perusahaan asing yakni Altantis Resources Ltd asal Singapura dan SBS Intl.Ltd asal Inggris juga bisa dibangun di Maluku.

“Menurut saya, PLTS Apung dan Tidal Power sangat cocok dibangun di Maluku dan ini akan mendukung Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN),” pungkasnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Maluku Energi Abadi (MEA) Ir. Musalam Latuconsina mengatakan, Maluku memiliki beberapa potensi EBT yang bisa diolah menjadi energi listrik diantaranya surya, arus laut, bio energi, panas bumi, maupun energi angin.

BACA JUGA   Bayang - Bayang Ekonomi Gelap, Bagaimana Ekspor CPO?

“Namun semua masih terkendala dengan infrastruktur jaringan transmisi distribusi PLN yang belum merata, karena minimnya daya serap energi masyarakat akibat pola kegiatan ekonomi yang masih tradisional,” urainya.

Untuk saat ini, lanjut dia, pihaknya masih mengandalkan POP/POD Lapangan Lofin oleh K3S Citic Seram, di mana rantai pasok energinya juga akan dimanfaatkan untuk menyediakan kebutuhan energi serta menerapkan transisi energi dari membakar diesel solar ke penyerapan energi gas yang lebih ramah lingkungan.

“Untuk industri perikanan di Maluku baik yang terpusat di Ambon New Port maupun yang tersebar di puluhan titik di seluruh Provinsi Maluku untuk 3-5 tahun ke depan masih akan sangat ditopang oleh rantai gas yang bersumber dari Lofin,” paparnya

“Namun 5-10 tahun setelahnya diharapkan sudah mulai terjadi transisi energi dari Fosil ke EBT secara bertahap hingga mencapai di atas 30% di tahun 2030 dan di atas 50% di tahun 2050,” pungkasnya.(SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *