Logo SitusEnergi
SKK Migas: Industri Hulu Migas Bisa Jadi Lokomotif Kemajuan Daerah dan Nasional SKK Migas: Industri Hulu Migas Bisa Jadi Lokomotif Kemajuan Daerah dan Nasional
Jakarta, Situsenergi.com Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisa Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan ada banyak fakta dan sejarah yang memperlihatkan kontribusi industri... SKK Migas: Industri Hulu Migas Bisa Jadi Lokomotif Kemajuan Daerah dan Nasional

Jakarta, Situsenergi.com

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisa Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan ada banyak fakta dan sejarah yang memperlihatkan kontribusi industri hulu migas dalam pengembangan sebuah wilayah, termasuk peradaban.

Menurut dia, dalam konteks Indonesia industri hulu migas terbukti bisa menjadi lokomotif kemajuan suatu daerah dan perekonomian secara nasional.

“Industri hulu migas menghasilkan efek berganda dan mendorong pergerakan ekonomi di setiap wilayah kerja migas. Hal ini tidak hanya terjadi di Balikpapan, tapi juga di seluruh Indonesia,” kata Erwin.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, perkembangan Balikpapan tidak lepas dari peran masyarakat dan pemerintah daerah yang terus beradaptasi dengan perkembangannya sebagai kota minyak.

Dijelaskan, sektor-sektor ekonomi, termasuk perusahaan-perusahaan lokal dengan kualitas nasional ikut bergerak dan dituntut untuk berkembang mendukung kebutuhan pengeboran minyak dan gas sebagai Industri penunjang.

“SKK Migas mendorong industri penunjang migas untuk mendukung kebutuhan perusahaan migas melalui kegiatan Forum Kapasitas Nasional Industri Hulu Migas yang berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 22-23 Juni 2022,” pungkasnya.

Terpisah, praktisi Komunikasi Perminyakan, Suhendra Atmaja mengungkapkan, bahwa sejarah panjang industri perminyakan nasional masih terekam jelas dari Sumur Mathilda di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang kini telah berumur 125 tahun.

“Sumur itu menjadi bukti Balikpapan pernah menjadi daerah yang kaya minyak bumi di masa lampau dan sejarah tersebut patut diingat oleh generasi sekarang untuk menumbuhkan semangat dalam memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri,” kata Suhendra dalam keterangan di Jakarta, Rabu (22/6/2022).

“Sumur itu menjadi tonggak sejarah berdirinya Kota Balikpapan karena di sini pengeboran minyak pertama kali di Kalimantan yang dilakukan pada 10 Februari 1897, atau sekitar 125 tahun lalu oleh pemerintah Belanda,” sambung Suhendra.

BACA JUGA   Bukan Cuma Omon-omon Soal Go Green! Pertamina Pasang PLTS Atap Terbesar di Kilang Balikpapan

Disebutkan, lokasi sumur terletak di Jalan Yos Sudarso, Balikpapan Selatan, masuk ke dalam wilayah Kilang Balikpapan yang dikelola oleh Pertamina. Tak jauh dari Sumur Mathilda ada tugu kilang minyak untuk mengenang sejarah panjang Balikpapan sebagai kota minyak.

“Mathilda konon diambil dari nama perempuan Belanda yang merupakan anak dari Jacobus Hubertus Menten (1833-1920). Jacobus adalah pekerja perusahaan minyak yang juga seorang insinyur Belanda sekaligus penemu sumur pengeboran minyak pertama di Balikpapan,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, situs pengeboran pertama minyak bumi di Kalimantan tersebut tidak terbuka untuk umum karena tertutup pagar yang dikelola Pertamina dan masuk kawasan obyek vital milik negara.

“Lokasi ini harus dijaga sebagai situ sejarah dan berharap masyarakat lain bisa melihat langsung,” pesannya.

Suhendra menerangkan bahwa sejarah panjang industri hulu migas di Balikpapan merupakan bukti bahwa kota itu masih memiliki potensi cadangan migas yang cukup tinggi. Kegiatan aktivitas industri migas menjadi inspirasi pembangunan Balikpapan.

“Bahkan hingga kini Kalimantan dan Sulawesi masih menyumbangkan 30 persen minyak dan gas secara nasional,” ungkapnya.

BACA JUGA   UKM Mojokerto Tembus Pasar Global, Gandeng 100 Perajin Sepatu Lokal

Tahun 1903 merupakan akhir cerita dari Sumur Mathilda. Setelah beroperasi selama kurang lebih enam tahun dengan total kumulatif 68,375 barel, sumur itu berhenti beroperasi.

Penutupan sumur Mathilda akibat penurunan cadangan (natural flow) atau berkurangnya aliran minyak yang keluar. Namun, wilayah konsensi Mathilda kini masih beroperasi dan menjadi kawasan Kilang Balikpapan.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *