

Harga Minyak Terus Melambung, Harga BBM Siap-Siap Naik
MIGAS February 28, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak meroket di pembukaan Asia, Senin, karena pasar energi dan komoditas dijerumuskan ke dalam kekacauan setelah negara-negara Barat mengeluarkan lebih banyak sanksi untuk mengisolasi Rusia menyusul invasinya ke Ukraina.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate dan Brent melambung lebih dari 7 persen di awal perdagangan Asia.
Minyak WTI patokan Amerika Serikat, melonjak 6,03 persen atau USD5,52 menjadi USD97,11 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka Brent patokan internasional, melesat USD5,31 atau 5,42 persen menjadi USD103,24 per barel.
Menyikapi harga minyak yang melambung tinggi itu, harga BBM di Indonesia diyakini juga akan berubah menyesuaikan harga minyak di pasar global.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, SPBU swasta diyakini akan menyesuaikan harga jual sesuai dengan Perpres Nomor 69 Tahun 2021.
“Kenaikan BBM Umum sepertinya akan terjadi, apalagi untuk BBM yang dijual oleh SPBU Swasta. Hal ini memang sesuai dengan Perpres 69/2021 bahwa harga BBM Umum ditentukan oleh badan usaha,” ujar Mamit kepada Situsenergi.com, Senin (28/2/2022).
Sementara untuk BBM produk Pertamina, menurut Mamit, seharusnya juga disesuaikan. Setidaknya produk Pertadex, Dexlite dan Pertamax Turbo seharusnya disesuaikan.
Sementara itu untuk produk Pertamax dan juga Pertalite seharusnya juga disesuaikan karena harga jual saat ini dibawah harga keekonomian.
“Pertamax yang seharusnya bbm umum bisa dinaikan tetapi pemerintah belum memberikan izin. Untuk Pertalite seharusnya juga bisa dinaikan karena kompensasi yang diberikan juga belum jelas. Statusnya juga masih setengah-setengah antara bbm penugasan dan bbm umum,” ujarnya.
Kemudian dampak dari kenaikan harga minyak dunia akibat krisis Rusia-Ukraina terhadap keuangan negara, kata Mamit yaitu beban subsidi yang melonjak. Bahkan, tak hanya BBM saja yang naik, ketegangan Rusia-Ukraina juga berpotensi mendorong kenaikan harga LPG dan listrik juga.
“Subsidi sudah pasti membengkak, karena ICP (Indonesian Crude Price) mengalami kenaikan. Beban subsidi bbm dan listrik akan jauh meningkat karena acuan kita ICP. Selain itu, CAD (CUrrent Account Deficit) juga meningkat jauh karena kita adalah net importir baik minyak mentah maupun produk termasuk juga LPG,” pungkasnya. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.