

Minyak Naik, Imbas Ketegangan Timur Tengah dan Vaksin di AS
MIGAS April 13, 2021 Editor SitusEnergi 0

New York, Situsenergi.com
Harga minyak dunia menguat, Senin, didorong laju optimisme pasar setelah vaksinasi di Amerika mulai berjalan. Selain itu, ketegangan di Arab Saudi juga menjadi pendorong penguatan, setelah kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman menembakkan rudal ke area minyak Saudi.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 33 sen menjadi USD63,28 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (12/4/2021) atau Selasa (13/4/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 38 sen menjadi menetap di USD59,70 per barel.
Amerika Serikat telah memvaksinasi penuh 22 persen dari populasinya, sedangkan Inggris memvaksinasi 11 persen sepenuhnya, menurut pelacak vaksin Reuters . Namun, negara lain tidak bernasib baik, dengan Prancis dan Jerman sekitar 6 persen yang divaksinasi.
“Harga minyak naik hari ini sebagai hasil dari kemajuan dalam kampanye vaksinasi di Amerika, yang membantu rencana pengeluaran negara itu,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.
“Momentum kenaikan di negara lain cukup menjanjikan, tetapi perbedaan besar tetap terjadi secara global.”
Harga juga mendapat dukungan setelah gerakan Houthi, Yaman, yang berpihak pada Iran, mengatakan menembakkan 17 drone dan dua rudal balistik ke target Saudi, termasuk ke kilang Saudi Aramco di Jubail dan Jeddah.
Tidak ada konfirmasi langsung dari Saudi. Saudi Aramco, BUMN minyak negara itu, tidak berkomentar saat dihubungi Reuters.
“Meski masih ada banyak alasan untuk menjadi bullish, pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati karena infeksi melonjak di Eropa, India dan beberapa negara emerging market , sementara peluncuran vaksin terbukti lebih lambat dari yang diantisipasi,” kata Stephen Brennock, analis PVM.
India sekarang menyumbang satu dari setiap enam infeksi virus korona harian di seluruh dunia, dan kasus juga meningkat di bagian lain Asia.
Permintaan minyak Asia tetap lemah dan beberapa pembeli meminta volume yang lebih rendah pada Mei, sebagian karena pemeliharaan kilang dan harga yang lebih tinggi.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu, Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan ekonomi Amerika berada pada “titik perubahan” di tengah ekspektasi pertumbuhan dan perekrutan akan berakselerasi dalam beberapa bulan ke depan, tetapi menghadapi risiko pembukaan kembali terlalu cepat dan memicu kebangkitan kasus Covid-19.
Di sisi pasokan, produksi minyak Amerika dari tujuh formasi shale utama diperkirakan naik untuk bulan ketiga berturut-turut, meningkat sekitar 13.000 barel per hari (bph) pada Mei menjadi 7,61 juta bph, ungkap Badan Informasi Energi, Senin. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.