Transisi Energi; Belajar Dari Pembangkit Listrik Sampah Putri Cempo Kota Solo
OPINI November 29, 2023 Editor SitusEnergi 0
Oleh : Salamuddin Daeng
Seluruh dunia tidak akan bisa mengindar dari masalah perubahan iklim, bencana, kekeringan, kelaparan, gagal panen, dan berbagai penyakit, serta bencana yang melanda dunia, adalah akibat ulah manusia merusak ekosistem yang menopang keberlangsungan kehidupan.
Dunia telah bersepakat memperbaiki ini semua dengan mendorong semua aktor ekonomi negara dan perusahaan agar mencapai Net Zero Emisssion (NZE) yakni usaha mengurangi emisi untuk mencapai nol dengan cara mengurangi penggunaam fosil dan atau memperbaiki lingkungan hidup sekaligus, hinga neraca mereka mencapai net zero.
Bagi Indonesia NZE sangat strategis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. mengapa ? karena tiga hal 1) Indonesia akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yakni BBM impor yang sangat besar. 2) Indonesia akan memperbaiki lingkungan hidup yang harus diakui banyak mengalami kerusakan akibat kesadaran yang rendah dan 3) Indonesia akan menyelesakan masalah lingkungang ada seperti sungai yang mendangkal, sampah perkotaan, dll, yang semuanya dapat menjadi energi ramah lingkungan
Belajar dari Kota Solo
Salah satu cara mencapai NZE adalah melalui transisi energi atau beralih dari energi fosil ke energi non fosil. Ini memang berat sekali sebagaimana dikatakan oleh Ibu Sri Mulyani bahwa transisi energi ini butuh dukungan dana ribuan triliun.
Berat atau ringan kalau dipikul bersama tentu akan baik. Sebagaimana kata pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Caranya adalah libatkan semua unsur pada semua tingkatan termasuk pemerintah daerah (pemda), sehingga transisi energi menjadi inclusive bahkan bisa menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat. Meyelesaikan masalah dan sekaligus dapat untung. 6
Itulah yang dilakukan oleh Masyarakat Kota Solo.
Di bawah kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka daerah ini mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA).
Sampah diubah menjadi bahan bakar gas, dan gas dari sampah digunakan untuk mengerakkan pembangkit listrik. Mengagumkan!
Ini adalah pembangkit listrik tanpa cerobong asap. Reaktor sampah mengubah sampah apapun kecuali besi dan kaca untuk menjadi gas. Residunya dipadatkan menjadi bahan bangunan. Komplit tanpa emisi dan membawa manfaat bagi lingkungan.
Bagi pemkot Solo ini adalah rezeki yang besar. Karena mereka bisa mengatasi masalah sampah yang menghantui kota kota di Solor Raya dan Jawa Tengah pada umumnya. Solo telah menjadi contoh bagaimana perubahan iklim, net zero emission dan transisi energi adalah momentum bagi negeri ini untuk membenahi lingkungan dan mendapatkan untung dari usaha dibidang lingkungan hidup tersebut. Jadi jangan takut dan apriori!
Dapat dibayangkan jika apa yang dilakukan sekarang oleh Walikota Gibran Raka diikuti oleh kota kota lainnya di Jawa Tengah atau bahkan oleh pemerintah propinsi. Atau langkah ini diikuti oleh DKI Jakarta yang terpaksa harus numpang buang sampah di kota sekitarnya.
Ayoo ikut cara walikota Solo mengatasi perubahan iklim!
[•]
No comments so far.
Be first to leave comment below.