Logo SitusEnergi
Seberapa Mulus Transisi Energi Fosil ke EBT ? Seberapa Mulus Transisi Energi Fosil ke EBT ?
Jakarta, situsenergi.com Transisi energi menuju zero emission yang akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan... Seberapa Mulus Transisi Energi Fosil ke EBT ?

Jakarta, situsenergi.com

Transisi energi menuju zero emission yang akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan menjadi pusat daripada transisi tersebut.

Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim, mengatakan transisi energi adalah proses yang kompleks, perencanaannya memerlukan kajian multi sektoral dengan melibatkan ahli, dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu, dengan tetap menjaga ketahanan energi nasional dalam koridor Ketahanan Energi 4A yaitu Availability, Accessability, Affordability, dan Acceptability.

“Strategi transisi energi rendah karbon dilakukan melalui energi fosil dengan menerapkan teknologi bersih, percepatan pengembangan energi baru terbarukan dengan kendaraan listrik dan hidrogen, dan pengembangan smartgrid serta smart energi dengan konservasi energi,” kata dia dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Program Studi Teknik Tenaga Listrik STEI ITB secara virtual, Senin (30/08).

Disamping itu, kata dia, kedepannya dalam hal penggunaan energi perlu dikembangkan teknologi ramah lingkungan dengan teknologi carbon capture (minyak dan gas bumi), sedangkan pada batubara dengan coal gasification dan coal liquefaction.

Dikatakan dia, emisi karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran energi fosil adalah penyebab terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi dan perubahan iklim yang mengancam keanekaragaman hayati.

“Komitmen Pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim dengan menjaga kenaikan temperatur bumi pada 1,5 derajat Celsius, tidak melebihi 2 derajat Celsius, dan UU No 16 tahun 2016, dengan meratifikasi pengurangan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dari upaya nasional dan 41% dari dukungan internasional,” kata dia.

Dikatakannya, perkiraan konsumsi energi dan listrik 2020-2070 sesuai realisasi RUEN sampai 2020, Konsumsi Energi Primer 2050 diperkirakan 800+ MTOE (RUEN 1000 MTOE) dan 1160 MTOE 2070 dan dengan Program Transisi Energi, Elektrifikasi Transportasi, Industri dan Rumah Tangga Konsumsi Listrik 2050 diperkirakan 2600+ TWWh dan 5700+ TWh pada 2070.

BACA JUGA   PLN Percepat Pengembangan Hidrogen Hijau, Dukung Swasembada Energi Nasional

“Maka dengan skenario ini Peak Emission akan dicapai pada 2050,” kata dia.(SA/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *