Puskepi: Pertamina Bukan Lembaga Sosial
ENERGI April 1, 2018 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Direktur Eksekutif Puskepi (Pusat Studi Kebijakan Publik), Sofyano Zakaria meminta publik untuk memahami bahwa PT Pertamina (Persero) adalah sebuah BUMN, bukan sebuah lembaga seperti Kementrian Sosial.
“Terhadap Pertamina ada hal yang aneh, karena publik dan bahkan elit masyarakat sepertinya menutup mata dan telinga serta tidak mau memahami bahwa Pertamina itu adalah sebuah BUMN. Mirisnya Pertamina nyaris dianggap seperti sebuah lembaga sosial atau bahkan seperti Kementerian Sosial,” katanya kepada Situsenergy.com di Jakarta, Sabtu (31/3). Pertamina, kata dia, nyaris diharapkan tidak boleh menjual BBM dengan harga keekonomian. “Meskipun BBM yang dijual bukan BBM subsidi, publik sepertinya ingin Pertamina menjual BBM dengan harga subsidi. Jadi terkesan seakan bahwa tidak masalah Pertamina harus rugi ketika jual BBM,” tukasnya.
Di sisi lain, pejabat pemerintah pun seperti menutup mata walau Pertamina harus rugi ketika menjual BBM subsidi seperti Solar dan Premiun non subsidi.
“Ini hal yang aneh, pejabat nyaris berpendapat bahwa secara umum Pertamina tidak lah rugi dan ini membuat mereka tidak mau mendengarkan jeritan Pertamina yang rugi pada sektor penjualan Solar dan Premium,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pasar BBM di dalam negeri saat ini sudah terbuka. Siapapun bisa masuk pasar hilir migas, termasuk badan usaha swasta asing.
Belakangan, ada beberapa badan usaha migas baik swasta asing atau lokal menjual BBM. Jadi, selain Pertamina ada badan usaha lain yang menjual produk BBM terutama BBM khusus atau nonsubsidi.
Seiring kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai kisaran US$ 70 per barel, harga BBK atau BBM nonsubsidi perlahan mulai dinaikkan harganya sesuai dinamika di pasar.
Tapi, data yang dihimpun Situsenergy.com menyebutkan, harga BBM Pertalite RON90 dari Pertamina masih jauh lebih murah dari harga BBM RON 90 Milik Swasta lain yang ada di negeri ini.
Kondisi pasar BBM yang sangat dinamis dan menyebabkan masing-masing badan usaha Migas di Indonesia berlomba memberikan produk yang terbaik pada konsumennya.
Selanjutnya, konsumen BBM sebagai end user BBM di Tanah Air yang menjadi penentu akhi, BBM mana yang terbaik dan dipilih untuk dibeli dan dikonsumsi untuk kendaraannya.(adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.