PLN: Distribusi Listrik di Sekitar Gunung Agung Aman
ENERGI September 26, 2017 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
PT PLN Distribusi Bali menginformasikan bahwa saat ini penyaluran listrik di wilayah sekitar Gunung Agung masih berjalan normal, walau erupsi gunungapi tersebut sekarang masuk pada level awas.
Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali I Gusti Ketut Putra mengatakan, di Jakarta, Selasa (26/9), saat ini PLN belum memadamkan listrik di wilayah sekitar Gunung Agung. “Masih tetap normal, belum ada pemadaman,” kata Ketut Putra.
I Gusti Ketut Putra menjelaskan, normalnya pasokan listrik di wilayah sekitar Gunung Agung, ditandai dengan masih beroperasinya Gardu Induk (GI) Amalapura yang menyalurkan listrik di wilayah tersebut. “Gardu Induk Amalapura masih beroperasi,” katanya,
Putra mengatakan, PLN Distribusi Bali telah menyiapkan pasokan listrik untuk posko pengungsian, dengan menyediakan genset. Saat ini sudah 13 posko yang mendapat pasokan listrik dari PLN. “Semua posko sudah kami support listriknya dan genset,” ucap Putra.
Sementara, aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali terus meningkat. Dikutip dari web esdm.go.id edisi Senin (25/9) bahwa pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terjadinya peningkatan kegempaan dalam tiga hari terakhir.
“Gempa-gempa terasa semakin sering terjadi di sekitar Gunung Agung dengan jumlah kegempaan per hari dalam 3 hari terakhir terus mengalami peningkatan,” kata Kepala PVMBG, Kasbani.
Dijelaskanya, Senin kemarin, dari pukul 00.00-12.00 WITA telah terjadi 268 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 189 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), dan 38 kali gempa Tektonik Lokal. Dibandingkan dengan sebelumnya, laporan PVMBG menyebutkan, pada 23 September 2017 terjadi 490 kali gempa VA, 172 kali gempa VB dan 51 kali Tektonik Lokal, sementara 24 September 2017 terjadi 570 kali VA, 350 kali VB dan 69 kali gempa Tektonik Lokal.
Namun demikian, kata Kasbani menambahkan, Gunung Agung masih berada fase transisi dari Kegempaan Dalam ke Kegempaan Dangkal (lebih dekat ke permukaan). Jarak waktu antara fase Kegempaan Dangkal ke fase Kegempaan Sangat Dangkal tidak dapat dipastikan, begitupun jangka waktu dari Kegempaan Sangat Dangkal ke fase Letusan.
“Jarak waktu perubahan fase masih belum bisa ditentukan karena belum pernah ada catatan sejarah instrumental untuk dibandingkan dengan sebelum terjadinya letusan Gunung Agung di tahun 1963,” pungkasnya. (mul)
No comments so far.
Be first to leave comment below.