Logo SitusEnergi
Pipa Transmisi Irak – Turki Terbakar Bikin Harga Minyak Mendekati USD 90 Per Barrel Pipa Transmisi Irak – Turki Terbakar Bikin Harga Minyak Mendekati USD 90 Per Barrel
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak naik lebih tinggi, Rabu, setelah kebakaran jaringan pipa dari Irak ke Turki yang menghentikan aliran beberapa saat, meningkatkan kekhawatiran tentang... Pipa Transmisi Irak – Turki Terbakar Bikin Harga Minyak Mendekati USD 90 Per Barrel

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak naik lebih tinggi, Rabu, setelah kebakaran jaringan pipa dari Irak ke Turki yang menghentikan aliran beberapa saat, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pasokan jangka pendek yang sudah ketat.

Aliran dilanjutkan melalui pipa Kirkuk-Ceyhan yang membawa minyak mentah dari Irak utara, produsen terbesar kedua di tubuh Organisasi Negara Eksportir Minyak, ke pelabuhan Ceyhan di Turki, untuk ekspor.

Ledakan yang memicu kebakaran pada pipa di provinsi tenggara Turki itu disebabkan tiang listrik yang jatuh, bukan akibat serangan, kata pejabat pemerintah.

Kekhawatiran seputar pasokan juga meningkat minggu ini, setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga OPEC.

Sementara Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, menempatkan pasukan besar di dekat perbatasan Ukraina, memicu ketakutan invasi.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 93 sen, atau 1,1 persen, menjadi USD88,44 per barrel. Sebelumnya, Brent menyentuh USD89,13, level tertinggi sejak 13 Oktober 2014.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,53 menjadi USD86,96 per barrel, tertinggi sejak 9 Oktober 2014.  

BACA JUGA   Pertamina PDC Punya Sumber Cuan Baru, Apa Itu?

Demikian mengutip laporan  Reuters,  di New York, Rabu (19/1/2022) atau Kamis (20/1/2022) pagi WIB.

“Kendati level USD90 dapat memicu aksi ambil untung dan sedikit penurunan harga, ini menunjukkan mereka tidak akan melihat penangguhan dan kita secara realistis dapat melihat minyak menuju USD100 segera,” kata Craig Erlam, analis OANDA.

Pejabat OPEC dan analis mengatakan reli minyak dapat berlanjut dalam beberapa bulan ke depan dan harga bisa mencapai USD100 per barrel karena pulihnya permintaan meski varian Omicron virus korona terus menyebar.

“Bagaimanapun angka tersebut, tampaknya persediaan global akan terus berkurang selama beberapa bulan lagi dengan pengetatan yang tersirat dalam keseimbangan yang menjaga sentimen  bullish  ini tetap hidup sepanjang sisa bulan ini dan sebagian besar berikutnya,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

OPEC Plus, terdiri dari Rusia dan produsen lainnya, berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan mereka sebesar 400.000 barrel per hari (bph).

“Penghentian produksi yang tidak direncanakan di Libya, Ekuador, dan Kazakhstan, ditambah dengan  downgrade  terhadap prospek AS, Rusia, dan Brasil, bersama-sama menghasilkan pasokan 1 juta barrel per hari lebih rendah bulan ini dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata analis Rystad Energy, Louise Dickson.

Badan Energi Internasional, bagaimanapun, mengatakan pasar minyak akan mengalami surplus pada kuartal pertama karena sejumlah produsen akan memompa pada atau di atas level tertinggi sepanjang masa.

BACA JUGA   Pertamina Bersama Mitra Akuisisi Wilayah Kerja Bunga dan Peri Mahakam

Surplus minyak juga bakal mengarah pada peningkatan persediaan, ketika IEA melaporkan bahwa stok komersial di negara-negara OECD jauh di bawah tingkat pra-pandemi di sekitar posisi terendah tujuh tahun. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *