Logo SitusEnergi
PHR Disarankan Cari Mitra Untuk bantu Pembiayaan PHR Disarankan Cari Mitra Untuk bantu Pembiayaan
Jakarta, Situsenergi.com Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi mulai mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan, sejak alih kelola dilakukan dini hari tadi, Senin (9/8/2021) pukul... PHR Disarankan Cari Mitra Untuk bantu Pembiayaan

Jakarta, Situsenergi.com


Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi mulai mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan, sejak alih kelola dilakukan dini hari tadi, Senin (9/8/2021) pukul 00.01 WIB. Namun demikian, berbagai tantangan diyakini akan ditemui PHR dalam mengelola WK migas terbesar kedua di Indonesia tersebut. 


Praktisi Migas dan Mantan Dirut Beberapa Anak Usaha PertaminaSalis S Aprillian PhD, mengatakan tantangan utama dalam pengelolaan Rokan kedepan, yaitu masalah pembiayaan. Ia mengaku tidak cukup tahu kondisi keuangan Pertamina saat ini. Namun demikian, diyakini kebutuhan investasi di Rokan diyakini harus dipersiapkan perusahaan BUMN itu dengan matang. 

“Saya belum tahu apakah Pertamina cukup mampu mendanai seluruh pekerjaan rutin dan proyek-proyek baru, eksplorasi maupun Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan teknologi tinggi yang sudah dicanangkan di Blok Rokan. Kalau memang benar dananya tidak mencukupi, tentunya Pertamina harus berani membuka diri mencari mitra secara selektif yang dapat memberikan pendanaan dari luar dengan cara berbagi risiko dan pendapatannya,” ujar Salis kepada Situsenergi.com, Senin (9/8/2021). 


Selain itu, lanjut Salis, karena sistem yang digunakan PHR yaitu gross split atau bagi hasil, maka PHR harus menerapkan sistem operasi yang handal namun tetap efisien. 

“Selain harus efektif-efisien, juga harus reliable (andal) dan aman. Di antara industri ekstraksi, kegiatan migas ini termasuk memiliki tingkat risiko yang besar. Penghematan tanpa dibarengi dengan pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kejadian fatal,” jelasnya. 


Meski demikian, kata Salis, WK Rokan masih memiliki potensi yang sangat besar, sebab sejak tahun 1971, Chevron Pacific Indonesia hanya berkonsentrasi pada puluhan lapangan saja. Padahal, masih ada 100 lebih lapangan migas yang belum digarap. 

“Artinya masih ada beberapa lapangan, meskipun dikategorikan kecil, yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Dan ini dapat menambah produksi, selain harus dapat menahan laju penurunan produksi lapangan-lapangan besar seperti Minas, Duri, Bangko, Balam, Petapahan, dan lain-lain yang memang secara alamiah pasti terjadi,” pungkasnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *