Logo SitusEnergi
Konflik Iran – Israel, Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Minyak Dunia Konflik Iran – Israel, Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Minyak Dunia
Jakarta, situsenergi.com Pemerintah perlu mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia setelah serangan Iran ke Israel. Pasalnya, cepat atau lambat konflik tersebut akan berdampak pada... Konflik Iran – Israel, Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Minyak Dunia

Jakarta, situsenergi.com

Pemerintah perlu mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia setelah serangan Iran ke Israel. Pasalnya, cepat atau lambat konflik tersebut akan berdampak pada naiknya harga minyak mentah dunia.

Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR Mulyanto di Jakarta, Senin (15/4).

“Kondisi ini juga diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah menembus angka Rp 16 ribu per dolar AS. Jadi
Pemerintah perlu segera memikirkan langkah-langkah antisipatif,” ujar Mulyanto.

Menurut Mulyanto, ini semacam triple shock karena terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik di saat momentum bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Serta, naiknya dolar AS terhadap rupiah yang menembus angka Rp16 ribu per dolar AS.

“Sebagai negara net importer migas, kenaikan harga migas dunia akan berdampak negatif bagi APBN. Apalagi, kata dia, kenaikan tersebut berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs dolar terhadap rupiah,” paparnya.

“Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, di mana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita,” sambungnya.

Lebih jauh Mulyanto mengatakan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) per 15 April 2024 sebesar 85,6 dolar AS per barel, dan terus menanjak sejak awal tahun, dari harga yang sebesar 70 dolar AS per barel, atau naik sebesar 22 persen.

“Angka tersebut lumayan besar, karena jauh di atas asumsi makro APBN 2024 yang hanya sebesar 82 dolar AS per barel. Menteri ESDM baru saja menetapkan ICP bulan Maret 2024 sebesar 83,8 dolar AS per barel (2 April 2024),” tukasnya.

Namun Mulyanto minta agar langkah antisipatif Pemerintah tersebut tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil seperti kenaikan harga BBM atau gas LPG bersubsidi.

BACA JUGA   Jonan Malu, Blue Bird Awali Gunakan Mobil Listrik

“Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan meningkatkan inflasi,” pungkasnya.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *