Keuangan-Kinerja PGN Harus Jadi Pertimbangan Holding Migas
ENERGI January 20, 2018 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Wakil Ketua Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso berpendapat, Holding Migas yang akan dibentuk, tidak perlu didahului proses akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) terhadap PT Pertamina Gas (Pertagas). Pasalnya, ketika menjadi Holding Migas maka secara otomatis Pertagas akan menyatu dengan PGN.
“Saat ini tidak perlu akuisisi, biarkan dulu masing-masing. Pada waktu holding, Pertagas otomatis akan berada di bawah PGN. Dia menjadi entitas bisnis yang sama, supaya tidak terjadi lagi dualisme,” kata Bowo pada sejumlah media, Jumat (19/1/2018) di Jakarta.
Menurut Bowo, Holding Migas memang harus dibentuk terlebih dahulu, dimana Pertamina menjadi induk holding. Barulah setelah itu akan terjadi konsolidasi, untuk memperjelas mana yang menjadi bagian dari bisnis minyak dan gas.
Kondisi keuangan dan kinerja PGN yang memburuk, menurut Bowo, harusnya juga menjadi pertimbangan rencana akusisi. Pasalnya, pada saat bersamaan, Pertagas justru memiliki kinerja dan keuangan yang jauh lebih sehat. “Karena kondisinya seperti sekarang, tentu tidak memungkinkan. Kalau PGN dipaksakan harus mengakuisisi Pertagas justru dipertanyakan,” lanjut Bowo.
Untuk itulah, imbuh Bowo, sambil menunggu selesainya proses holding, yang bisa dilakukan adalah membiarkan PGN dan Pertagas berkonsentrasi dengan bisnisnya. Untuk menghindari persinggungan di lapangan, Kementerian BUMN bisa melakukan koordinasi dan mendudukkan Dirut masing-masing perusahaan tersebut pada satu meja.
Sebagai gambaran memburuknya kinerja PGN, hingga September 2017, laba bersih perusahaan tersebut anjlok 59,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara di lantai bursa, saham PGN juga terjun bebas sampai 37,94%. Dibandingkan awal tahun sebesar Rp2.820 per saham, pada penutupan 2017, saham PGN ditutup pada posisi Rp1.750 per saham. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.