Logo SitusEnergi
HBA November Capai US$ 215,01 Per Ton HBA November Capai US$ 215,01 Per Ton
Jakarta, Situsenergi.com Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) November 2021 sebesar US$ 215,01 per ton. Meski harga... HBA November Capai US$ 215,01 Per Ton

Jakarta, Situsenergi.com

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) November 2021 sebesar US$ 215,01 per ton. Meski harga batu bara terus mencetak rekor, diperkirakan HBA di November ini merupakan titik tertinggi

“HBA naik 33% dibanding harga Oktober yang berada di level US$ 161,63 per ton,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Senin (8/11).

Agung menuturkan lonjakan harga batu bara ini dipengaruhi oleh datangnya musim dingin dan krisis batu bara yang dialami Tiongkok sehingga berimbas pada harga batu bara global. Selain itu cuaca buruk membuat terganggunya kegiatan produksi dan transportasi di daerah produsen batu bara Tiongkok.

Faktor komoditas lain, ungkap Agung, seperti kenaikan harga gas alam juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batubara global. “Supercycle masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pascapandemi,” jelas Agung.

HBA terus mengalami reli yang luar biasa sepanjang 2021. Dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada Februari US$ 87,79 per ton, sempat turun di Maret US$ 84,47 per ton. Selanjutnya terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga November. Rinciannya, April di posisi US$ 86,68 per ton kemudian Mei US$ 89,74 per ton, Juni US$ 100,33 per ton, Juli US$ 115,35 per ton, Agustus US$ 130,99 per ton, September US$ 150,03 per ton dan Oktober US$ 161,63 per ton.

BACA JUGA   2022 Laba Bersih NCKL Sebagai Pemilik Entitas Induk Naik 137% Menjadi Rp 4,7 T

Sebagai informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan formula HBA November diambil dari indeks harga di Oktober. Dia menyebut sejak akhir Oktober hingga saat ini harga batu bara terus tertekan. Artiannya pada Desember nanti HBA tak lagi bertengger di level US$200-an/ton. Dengan begitu HBA di November ini merupakan titik tertinggi capaian HBA.

“Sejak akhir Oktober hingga sekarang harga terus turun akibat intervensi dari pemerintah Tiongkok,” ujarnya. (ert/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *