Logo SitusEnergi
ESDM : Jumlah FABA Besar, Namun Pemanfaatannya Belum Optimal ESDM : Jumlah FABA Besar, Namun Pemanfaatannya Belum Optimal
Jakarta, Situsenergi.com Keluarnya Fly Ash and Bottom Ash (FABA) atau limbah limbah dari daftar limbah atau bahan berbahaya dan berbahaya (B3) menjadi peluang yang... ESDM : Jumlah FABA Besar, Namun Pemanfaatannya Belum Optimal

Jakarta, Situsenergi.com

Keluarnya Fly Ash and Bottom Ash (FABA) atau limbah limbah dari daftar limbah atau bahan berbahaya dan berbahaya (B3) menjadi peluang yang sangat baik bagi industri pembangkit listrik yang memanfaatkan batubara sebagai sumber energinya. Dengan keluarnya PP No 22 tahun 2021 yang memuat daftar limbah non B3 termasuk FABA, maka pelaku industri pembangkit listrik berbasis batubara dapat memiliki peluang mendapatkan nilai tambah.

Koordinator Kelompok Batubara Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rita Susilawati, menjelaskan bahwa pembangkit listrik berbasis batubara (PLTU) di Indonesia sangat dominan. Total kapasitas terpasang PLTU batubara tahun 2020 sebesar 34,6 Gigawatt (Gw). Jumlah PLTU mencapai 237 unit atau 49,85 persen dari total pembangkit di Indonesia.

Dari jumlah PLTU begitu banyak, maka jumlah FABA yang dihasilkan dari pembakaran yang diperkirakan 98,9 juta ton. Jumlah yang begitu besar ini jika tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah di masa mendatang. Beruntung pemerintah merespon FABA ini dengan mengkategorikan sebagai limbah non B3. Masalahnya kemudian adalah FABA ini masih sangat kecil dimanfaatkan, padahal di berbagai negara sudah sejak lama memanfaatkan FABA sebagai material maju atau material konstruksi.

BACA JUGA   Tahun 2024, PTBA Sukses Cetak Laba Rp5,10 Triliun

“Pamanfaatan FABA di Indonesia masih sangat minim, karena kita belum mengenal baik sifat FABA ini, padahal di negara lain seperti di Jepang, Amerika, China sudah memanfaatkannya. Di Jepang sendiri utilisasi FABA sudah berjalan 100 persen (99,3 persen),” kata Rita dalam webinar bertema Potensi dan Peluang Pemanfaatan FABA Batubara di Indonesia, Kamis (25/3/2021).

Dijelaskan Rita bahwa di Jepang, FABA digunakan sebagai material campuran untuk kontruksi seperti jalan, gedung dan tanggul air laut serta untuk keperluan lainnya. Dengan melihat potensi FABA yang dihasilkan oleh PLTU yang begitu besar itu, maka sudah saatnya pemerintah dan stakeholder terkait untuk mulai serius menggarap material ini. Sebab sudah banyak sekali best practice dari berbagai negara yang telah lebih dahulu memanfaatkan FABA.

“Tantangananya memang masih ada yang mengkhawatirkan (FABA), maka kita perlu kolaborasi riset, ayo dari perguruan tinggi kita bersama – sama untuk mengungkap potensi FABA agar kita bisa kaya Jepang yang hampir 100 persen dimanfaatkan,” ulasnya.

Rita masih dalam kedepan minimal sampai tahun 2050, PLTU akan tetap pembangkit listrik nasional. Terlebih sumber daya batubara permukaan nasional diperkirakan masih sekitar 143,73 miliar ton dan batubara di bawah permukaan mencapai 43,53 miliar ton. Artinya potensi FABA yang dihasilkan juga masih sangat besar.

BACA JUGA   Angkutan Barang KAI Tumbuh 3 Persen hingga April 2025, Didominasi Batubara

“Peta jalan pemanfaatan ini sudah masuk dalam jalan pengembangan batubara nasional. Mudah – mudahan ini dapat dijalankan dengan baik,” pungkasnya. (DIN / RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *