


Jakarta, situsenergy.com
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis nuklir tidak hanya menyangkut energi tetapi cakupannya cukup luas. Termasuk menjawab tantangan dari perubahan iklim (climate change), yaitu menghadirkan tanaman berbasis radiasi nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah membuktikannya.
Bahkan lembaga ini telah ditetapkan sebagai Collaborating Center (CC) dalam hal Pemuliaan Mutasi Tanaman oleh Badan Tenaga Atom Internasional/ lntemational Atomic Energy Agency (lAEA). BATAN ditunjuk sebagai CC karena peran aktifnya dalam mengaplikasikan teknologi nuklir untuk tujuan damai khususnya meningkatkan produktivitas dan kualitas pangan melalui program pemuliaan mutasi tanaman (mutation breeding).
“Indonesia melalui BATAN dapat amanah dari lAEA. Ini satu-satunya lembaga di dunia yang dipercaya sebagai CC. Sebelumnya pada 2015 BATAN juga dipercaya untuk menginvestigasi dan menganalisis retakan halus pada mesin atau apa pun juga dengan cara radiasi untuk bisa diinvestigasi dan dianalisis. Ini untuk bidang industri,” kata Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN kepada sejumlah media, Jumat (6/10/2017) di Jakarta.
Kali ini, kata Djarot, lembaganya juga diberi amanat menjadi CC terkait dunia pertanian berbasis radiasi nuklir. “Ini sesuai dengan tren Sustainable Development Goal dan terkait bagaimana menghadapi situasi pertambahan penduduk dan bagaimana meningkatkan produktifitas pertanian,” lanjut dia.
lAEA menganggap BATAN sudah mapan, utamanya dalam pengembangan tanaman yang menggunakan radiasi.
“Kita dianggap oleh lAEA sudah cukup dewasa untuk bidang non energi. Dan untuk memberi bantuan ke negara lain sebagai tehcnology provider agar negara lain juga bisa berkembang,” tandas Djarot seraya mengimbuhkan lembaganya telah mendapatkan penghargaan ”Outstanding Achievement Award on Plant Mutation Breeding” dari lAEA.
Dengan ditetapkannya BATAN sebagai CC dalam hal Mutation Breeding, maka BATAN dijadikan sebagai pusat kerja sama IAEA untuk penelitian dan pengembangan pertanian berbasis iptek nuklir di kawasan Asia-Pasifik dan Negara Selatan-Selatan.
Beberapa capaian BATAN dalam mutation breeding antara lain 22 varietas padi, 10 varietas kedelai, 3 varietas sorgum, 2 varietas kacang hijau, 1 varietas kacang tanah, 1 varietas gandum tropis dan 1 varietas kapas.
Sementara itu, Soeranto, Koordinator CC, menyatakan bahwa BATAN telah dipercaya oleh lAEA dalam pemulihan tanaman karena sudah melepas puluhan varietas berbasis radiasi nuklir. “Semua mutan yang dihasilkan harus diregis ke lAEA. BATAN sudah dianggap banyak melepas varietas mutan berbasis radiasi,” kata Soeranto.
Oleh karena itu BATAN dianggap cukup untuk membagi pengalaman ke negara-negara lain yang belum memiliki fasilitas radiator dan ilmuwannya.
BATAN pun ditetapkan sebagai pusat kerja sama dalam penelitian, BATAN. Selain itu juga ditetapkan sebagai tempat (host) kegiatan ‘lAEA yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian berbasis iptek Nuklir seperti melalui program pelatihan (training), kunjungan (visiting), pertemuan (meeting) internasional, bahkan cakupannya tidak hanya terbatas untuk Negara di kawasan AsiaPasifik tapi juga termasuk kawasan Afrika.
Beberapa negara yang pernah melakukan pelatihan mutation breeding di BATAN antara lain Negara Burkina Faso, Cambodia, Laos, Myanmar, Madagascar, Mozambique, Namibia, Nepal, Sri Lanka, Tanzania dan lainnya.
Melalui berbagai kegiatan IAEA Collaborating Center on Plant Mutation Breeding di lndonesia, dipastikan ke depan lndonesia (BATAN) akan lebih berperan penting dalam pengembangan pertanian berbasis iptek Nuklir untuk kawasan Asia-Pasin dan Afrika, khususnya Selatan Selatan. Keuntungan yang diperoleh bagi lndonesia yaitu selain mendapatkan dukungan dan bantuan fasilitas riset dari iAEA, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian lokal, Indonesia (BATAN) tentu akan lebih dikenal oleh dunia internasional sebagai Negara yang maju dalam bidang pertanian berbasis iptek Nuklir, demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan ikut serta dalam memelihara perdamaian dunia. (fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.