Home LISTRIK KESDM Klaim Regulasi Sistem Jaringan Listrik Optimalkan Kinerja Pembangkit EBT
LISTRIK

KESDM Klaim Regulasi Sistem Jaringan Listrik Optimalkan Kinerja Pembangkit EBT

Share
Pekerja melakukan perbaikan jaringan kabel listrik di Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (12/7). PT PLN membuka program tambah daya listrik bagi masyarakat dengan harga diskon sebesar 50 persen bagi rumah tangga dan 100 persen bagi rumah ibadah hingga 31 Juli 2017. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/Spt/17.
Share

Jakarta, situsenergi.com

Regulasi mengenai sistem jaringan listrik atau grid code akan mampu mengoptimalkan kinerja pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

Demikian disampaikan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/9/2021).

“Pembangkit EBT khususnya yang intermitten (PLTS dan PLTB) secara keseluruhan memberikan kontribusi berarti melayani beban sistem kelistrikan dan secara lokal menjaga keandalan pelayanan,” kata Hendra.

Secara detail, ujar Hendra, terdapat beberapa hal penting pada pengelola pembangkit EBT. Pertama, mendeklarasikan setiap perubahan kemampuan unit operasi dari kondisi yang dinyatakan sedang berlaku.

“Kedua, mengoordinasikan pemeliharaan pola operasi sistem PT PLN (Persero). Ketiga, mengikuti perintah pengelola sistem operasi PLN dalam hal sinkronisasi dan pelepasan unit pembangkit ke atau dari sistem, atau hal perubahan pembebanan sesuai kebutuhan sistem,” papar Hendra.

Kenudian, lanjut dia, pembangkit dengan kapasitas total paling kecil lima megawatt dalam satu titik penyambungan harus mengikuti perintah operasi sistem PLN dalam mengaktifkan atau mematikan fungsi automatic generation control (AGC).

“Khusus ini ada previlage tersendiri di mana kondisi emergency pengelola operasi sistem PLN berwenang menurunkan pembebanan pembangkit intermitten sebagai prioritas terakhir,” tukasnya.

“Segala gangguan atau keadaan darurat dalam sistem menghindari pelepasan unit pembangkit dari sistem, kecuali apabila dapat dibuktikan kerusakan yang serius,” tambah dia.

Lebih jauh Hendra mengungkapkan, selain mengakomodasi potensi energi hijau dalam jaringan tenaga listrik, regulasi ini juga mengatur substansi penegakan pelaksanaan grid code oleh seluruh pemakai jaringan dan pelaksanaan investigasi atas ketidakpatuhan yang akan berdampak pada keandalan sistem.

“Penegakan pelaksanaan grid code dan investigasi terhadap ketidakpatuhan tersebut menjadi salah satu alat PLN untuk memastikan program Anti Black Out System pada 2025,” demikian Hendra Iswahyudi.(ERT/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PLN Ubah Limbah Jagung Jadi Listrik, Petani Tuban Kini Raup Untung

Tuban, situsenergi.com Petani jagung di Tuban, Jawa Timur kini merasakan dampak positif...

PLN Ingatkan Rekrutmen 2025 Gratis, Masyarakat Diminta Waspada Penipuan

Jakarta, situsenergi.com PT PLN (Persero) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap praktik...

PLN Bangun PLTS Terapung 92 MWp di Waduk Saguling, Perkuat Transisi Energi Bersih

Bandung, Situsenergi.com PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Indonesia Power resmi memulai...

Hari Pertama, Rekrutmen Nasional PLN Group 2025 Diserbu Puluhan Ribu Pelamar

Jakarta, Situsenergi.com Rekrutmen Nasional PT PLN (Persero) Group 2025 langsung mencuri perhatian...