Logo SitusEnergi
Minyak Melambung Hampir 2 Persen, Optimisme Pemulihan Permintaan Menguat Minyak Melambung Hampir 2 Persen, Optimisme Pemulihan Permintaan Menguat
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak dunia melambung hampir 2 persen ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, Selasa, didukung harapan pemulihan permintaan yang diperkirakan... Minyak Melambung Hampir 2 Persen, Optimisme Pemulihan Permintaan Menguat

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak dunia melambung hampir 2 persen ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, Selasa, didukung harapan pemulihan permintaan yang diperkirakan lebih cepat pada semester kedua 2021.

Minyak mentah berjangka Brent ditutup melonjak USD1,13 atau 1,6 persen, menjadi USD73,99 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Selasa (15/6/2021) atau Rabu (16/6/2021) pagi WIB. Patokan global itu selama sesi tersebut menyentuh USD74,07 per barel, level tertinggi sejak April 2019.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melesat USD1,24 atau 1,8 persen, menjadi menetap di USD72,12 per barel. WTI sempat menembus USD72,19 per barel pada sesi itu, tingkat tertinggi sejak Oktober 2018.

Mengatrol harga, pedagang minyak terbesar dunia, Selasa, mengatakan bahwa mereka melihat harga minyak tetap di atas USD70 per barel dengan permintaan diperkirakan kembali ke tingkat pra-pandemi pada semester kedua 2022.

CEO Vitol, Russell Hardy, melihat minyak bergerak antara USD70 dan USD80 per barel untuk sisa tahun 2021 dengan ekspektasi Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya (OPEC Plus) menjaga disiplin pasokan, bahkan ketika ekspor Iran dapat dilanjutkan jika Amerika Serikat bergabung kembali dalam perjanjian nuklir dengan Teheran.

BACA JUGA   Harap Tenang! Pertamina Pastikan Distribusi Energi Tetap Normal, Layanan Masyarakat Terjaga

“Kita telah mengalami penarikan stok tersebut selama beberapa bulan, pasar menuju ke arah yang benar,” kata Hardy kepada FT Commodities Global Summit.

Chief Executive Trafigura, Jeremy Weir, mengatakan pada acara yang sama ada peluang bagus harga bisa mencapai USD100 per barel karena penurunan cadangan sebelum dunia mencapai puncak permintaan minyak.

Produsen OPEC Plus secara bertahap melonggarkan pembatasan produksi dalam beberapa bulan terakhir.

“Keputusan OPEC Plus untuk sangat berhati-hati dalam mengembalikan pasokan ke pasar, apakah ini benar-benar berhati-hati atau mereka sengaja menaikkan harga minyak, menjadi pendorong utama Brent mencapai USD73 per barel,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.

Stok minyak mentah Amerika turun 8,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 11 Juni, menurut dua sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute, Selasa.

Persediaan bensin naik 2,85 juta barel dan stok sulingan meningkat 1,96 juta barel, data menunjukkan.

Data resmi pemerintah akan dirilis Rabu. Analis yang disurvei Reuters memperkirakan stok minyak mentah Amerika jatuh selama empat minggu berturut-turut, menyusut sekitar 3,3 juta barel pekan lalu.

BACA JUGA   Masyarakat Ulubelu Jadi Bagian Ekosistem Hidrogen Hijau Pertamina

Investor dan pedagang juga mengamati hasil pertemuan Federal Reserve yang dimulai Selasa untuk sinyal tentang kapan akan mulai mengurangi stimulus moneter. The Fed bersiap-siap untuk memperdebatkan bagaimana dan kapan mulai mengurangi program pembelian aset besar-besaran yang membantu mendukung ekonomi Amerika selama pandemi. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *