

Dolar Terpuruk, Minyak Dunia Bergerak Melambung
MIGAS April 20, 2021 Editor SitusEnergi 0

New York, Situsenergi.com
Harga minyak bergerak menguat, Senin, imbas dari depresiasi dolar Amerika Serikat (AS). Namun demikian kenaikannya masih dibatasi oleh kekhawatiran tentang dampak permintaan dari melonjaknya kasus virus corona di India.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 28 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD67,05 per barel, setelah melonjak 6 persen pekan lalu, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (19/4/2021) atau Selasa (20/4/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri sesi dengan penguatan 25 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD63,38 per barel, setelah meroket 6,4 persen minggu lalu.
Dolar AS diperdagangkan pada level terendah enam pekan versus mata uang utama, Senin, dengan imbal hasil US Treasury melayang mendekati tingkat terlemah dalam lima minggu.
Depresiasi dolar membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, kasus Covid-19 melonjak di India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, mengurangi optimisme untuk pemulihan permintaan global yang berkelanjutan.
“Jika pelemahan berbasis luas hari ini dalam dolar AS berkelanjutan, kompleks energi bakal mampu mempertahankan sebagian besar keuntungan pekan lalu,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.
“Bahaya utama bagi berlanjutnya penguatan harga minyak adalah kemungkinan munculnya kasus Covid-19 dalam skala luas…sebagian besar Asia melihat peningkatan baru dalam kasus yang dapat memaksa penilaian ulang penyesuaian kenaikan permintaan minyak global baru-baru ini.”
India melaporkan rekor peningkatan infeksi, yang mengangkat keseluruhan kasus menjadi lebih dari 15 juta, menjadikan negara itu yang terkena dampak terparah kedua setelah Amerika Serikat, yang telah melaporkan lebih dari 31 juta infeksi. Kematian akibat Covid-19 di India juga melesat dengan rekor 1.619 menjadi hampir 180.000.
Wilayah ibu kota Delhi memerintahkan penguncian enam hari, bergabung dengan sekitar 13 negara bagian lain di seluruh India yang telah memutuskan untuk memberlakukan pembatasan, jam malam atau penguncian di kota mereka.
“Langkah-langkah baru itu, meski sejauh ini kemungkinan tidak seketat apa yang kita lihat pada Maret 2020, ketika permintaan bensin dan solar di negara itu anjlok hampir 60 persen, namun tetap akan membebani konsumsi bahan bakar transportasi,” kata JBC.
Hong Kong akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April karena infeksi virus korona, kata pihak berwenang pada Minggu.
Memberikan beberapa dukungan, ekspor minyak mentah Arab Saudi turun pada Februari ke level terendah dalam delapan bulan, tutur Joint Organizations Data Initiative ( JODI ), Senin, ketika eksportir minyak terbesar dunia itu secara sukarela membatasi produksi untuk mendukung harga minyak.
JP Morgan memperkirakan harga Brent menembus USD70 pada Mei, dibandingkan proyeksi sebelumnya, pada September lalu. JP Morgan masih memperkirakan minyak untuk menyelesaikan tahun ini pada level yang sama sekitar USD74. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.