


Jakarta, Situsenergi.com
Selama pola pikir masih mengedepankan unsur duniawi maka peristiwa pencurian minyak seperti yang terjadi di SPM Tuban, Jawa Timur belum lama ini sulit untuk hilang dalam waktu sekejap meskipun aturan yang dibuat sudah sangat ketat. Apalagi jika kesempatan untuk itu terbuka dan justru menjadi sebuah sistem di dalam satu kegiatan.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan dalam diskusi virtual yang digelar Asosiasi Pengamat Energi Indonesia (APEI), Jumat (19/3/2021) malam.
Menurut dia, selama sistem itu masih mendukung, di mana antara atasan bawahan dan midlle management masih bekerja sama untuk memperkaya diri sendiri maka hal itu tidak akan pernah bisa hilang. “Oleh karena itu sebenarnya tinggal bagaimana kita memperbaiki dari keinginan ataupun pola pikir masing-masing,” katanya.
Ia juga berpesan kepada Pertamina untuk perlu memberikan reward kepada para karyawannya misalnya dari sisi KPI-nya (Key Performance Indicator). Seperti apa KPI yang didapat seorang pegawai Pertamina sehingga ketika dia berhasil, dia jujur dan bisa berjalan dengan baik maka harus ada reward yang dia dapatkan.
“Karena saat ini KPI seperti tidak terlalu jelas diterapkan. bisa saja ketika seorang karyawan sudah bekerja dengan bagus, berusaha dengan baik menjaga integritasnya tetapi ternyata ini tidak menjadikan dia mendapatkan sesuatu yang lebih baik,” imbuh alumni Fakultas Perminyakan Universitas Trisakti ini.
Akibatnya, lanjut dia, karyawan yang merasa KPI-nya bagus, kinerja baik tapi tidak mendapat perhatian sama sekali dari pihak manajemen bisa saja berpikir untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri.
“Ini yang harus diperbaiki dan dihindari, kita bukan bicara Pertamina secara khusus tetapi secara umum memang harus ada perubahan pola pikir. Jangan sampai nanti akhirnya kita menganggap ini adalah sesuatu yang biasa saja,” tukasnya.
Yang paling penting lagi, lanjut dia, bagaimana aparat penegak hukum ataupun internal Pertamina sendiri dalam hal ini internal audit bisa benar-benar bekerja dan melakukan pengawasan terhadap kinerja para pekerja di lapangan.
“Karena yang saya tangkap, masalahnya ada di KPI, jangan sampai nanti para pekerja tidak mendapatkan apa-apa dari sisi KPI. Sistem manajemen kinerja harus dapat diukur menggunakan KPI oleh pihak manajemen atau direksi sehingga hal-hal seperti ini bisa dihilangkan. Dan ini bisa menjadi semacam pemantik kepada karyawan untuk bekerja lebih baik lagi,” paparnya.
“Sekali lagi harus tingkatkan pengawasan juga penghargaan, dalam hal ini reward harus berjalan sehingga teman-teman di lapangan bisa bekerja dengan baik sesuai dangan job dan tugas mereka, serta tidak berpikir bagaimana mencari keuntungan untuk diri sendiri tetapi bagaimana bisa memajukan perusahaan dan dengan KPI yang didapat bisa untuk mengejar karir lebih baik lagi,” tambahnya.
Terkait losses, ia menilai meskipun aturan lossesnya 0,0 persen sekalipun, jika peluang masih ada maka praktik pencurian minyak seperti yang dibongkar pihak Kepolisian di SPM Tuban pekan lalu tidak akan pernah hilang.
“Soal losses ini bukan hal yang baru dan ini sesuatu yang bisa saja terjadi. Terkait penangkapan yang terjadi di Tuban kemarin menurut saya itu hanya karena kurang beruntung saja. Kalau nggak apes sebenarnya nggak bakalan ketahuan dan kebongkar. Bahkan ini sudah menjadi sebuah hal yang biasa dan bisa dikatakan tau sama tau,” pungkasnya.(Adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.