Home ENERGI Penguncian Yang Diperketat Di Seluruh Dunia Imbangi Sentimen Pemangkasan Output, Minyak Melaju
ENERGI

Penguncian Yang Diperketat Di Seluruh Dunia Imbangi Sentimen Pemangkasan Output, Minyak Melaju

Share
Share

New York, Situsenergy.com

Harga minyak sedikit melaju pada penutupan Senin, terimbas sentimen negatif akibat penguncian virus corona yang diperketat di seluruh dunia. Hal ini mengimbangi pemangkasan output yang dilakukan Arab Saudi dan beberapa negara produsen minyak. Disisi lain, apresiasi terhadap dolar AS juga membebani harga.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup naik 1 sen menjadi USD52,25 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (11/1/2021) atau Selasa (12/1/2021) pagi WIB.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, ditutup turun 33 sen atau 0,6 persen, menjadi USD55,66 per barel.

“Kekhawatiran baru tentang permintaan karena jumlah kasus virus corona yang sangat tinggi dan pembatasan mobilitas lebih lanjut, ditambah penguatan dolar AS, menghasilkan tekanan jual,” kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.

Terlepas dari penguncian nasional yang ketat, Inggris menghadapi minggu-minggu terburuk pandemi, dan di Jerman kasus masih meningkat.

China Daratan mengalami peningkatan infeksi Covid harian terbesar dalam lebih dari lima bulan, kata pihak berwenang, ketika infeksi baru melonjak di Hebei, yang mengelilingi ibu kota, Beijing. Di Shijiazhuang, ibu kota provinsi tersebut dan pusat penyebaran baru, orang dan kendaraan dilarang pergi, ketika pihak berwenang berupaya mengendalikan penyebarannya.

Apresiasi dolar, didukung harapan lebih banyak stimulus guna mendongkrak ekonomi terbesar dunia itu, juga membebani harga minyak. Minyak dihargai dalam greenback , sehingga dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.

Pelemahan Senin mengikuti pekan yang kuat bagi harga minyak. Brent dan WTI melesat hampir 8 persen minggu lalu, didukung janji Arab Saudi untuk memangkas output minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret, sebagai bagian dari kesepakatan bagi sebagian besar produsen OPEC Plus guna mempertahankan produksi tetap stabil.

“Meski harga minyak turun hari ini (Senin), langkah Saudi masih menahannya pada level yang cukup tinggi,” kata Bjornar Tonhaugen, Kepala Pasar Minyak Rystad Energy.

“Hari ini koreksinya tidak besar-besaran, melainkan penyesuaian logis yang disebabkan beberapa sinyal permintaan bearish dan penguatan dolar AS.”

Pemotongan Saudi diperkirakan membawa pasar minyak ke dalam defisit untuk sebagian besar tahun 2021 meski penguncian menekan permintaan, kata sejumlah analis.

Brent bisa naik menjadi USD65 per barel pada musim panas 2021, kata Goldman Sachs, didorong pemotongan Saudi dan implikasi peralihan kekuasaan ke Demokrat di Amerika Serikat. (SNU/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elnusa Perkuat Produksi Migas Nasional Lewat Teknologi Coiled Tubing

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk terus menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung peningkatan...

Waskita Karya Infrastruktur Lepas Saham di Waskita Sangir Energi Rp179,9 Miliar

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) resmi melepas kepemilikan sahamnya di...

ESDM Bekukan 190 Izin Tambang, ESG Jadi Syarat Mutlak di Industri Minerba

Jakarta, situsenergi.com Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin mendapat perhatian...

Astra Perkuat Transisi Energi, Targetkan 50 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Jakarta, Situsenergi.com Astra melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang bergerak di...