Home ENERGI DPR: Cabut Surat Edaran Kepala Syahbandar Tanjung Priok
ENERGI

DPR: Cabut Surat Edaran Kepala Syahbandar Tanjung Priok

Share
DPR: Cabut Surat Edaran Kepala Syahbandar Tanjung Pariok
anggota Komisi VII DPR RI DR Kurtubi
Share

Jakarta, Situsenergy.com

Surat Edaran yang dikeluarkan Kepala Kantor Kesyahbadaran Utama Tanjung Priok beromor UM 003/10/17/SYB TPK-17 Tanggal 08 September 2017 tentang Pengisian Bahan Bakar Kapal telah menimbulkan keresahan bagi pemilik kapal serta para pengusaha bunker BBM. Seperti diketahui, surat edaran tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan pengisian BBM ke kapal hanya boleh dilakukan di area labuh pada siang hari.

Ditanya pendapatnya tentang hal ini, anggota Komisi VII DPR RI DR Kurtubi meminta pihak Kesyahbandaran Tanjung Priok untuk mencabut Surat Edaran tersebut, jika hal itu justru merugikan pihak kapal dan mempersulit Pertamina mengisi BBM ke kapal.

“Kalau ternyata Surat Edaran dari Syahbandar Tanjung Priok tersebut justru akan merugikan pihak kapal yang dilarang mengisi BBM di malam hari serta akan mempersulit Pertamina, maka sebaiknya dicabut saja,” katanya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu (17/9).

Menurut anggota Fraksi partai Nasdem ini, akan lebih baik dan bijak jika Kantor Kesyahbandaran Tanjung Priok berdialog dulu dengan Pertamina dan para operator kapal sebelum mengambil kebijakan.

“Saya menyarankan agar sebaiknya Kesyahbandaran mengajak dialog Pertamina dan para operator seluruh kapal untuk mencari solusi, karena hampir semua kapal yang berlabuh di Tanjung Priok pasti butuh pengisian BBM,” tukasnya.

“Cari solusi yang rational tanpa mengorbankan effisiensi pelaku/operator pelayaran dan Pertamina. Jangan ambil solusi untuk diri sendiri,” pungkas anggota DPR yang dulu lebih dikenal sebagai pengamat migas nasional ini.

Sebelumnya, Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria mengatakan, bahwa pelarangan pengisian BBM ke kapal pada malam hari nyaris merupakan kebijakan yang tidak dipersyaratkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

“Regulasi pada Internasional Maritim Organisasi (IMO) juga tidak mensyaratkan pengisian BBM ke kapal harus dilakukan pada siang hari,” kata Sofyano di Jakarta, Sabtu (16/9).

Menurut dia, pengisian BBM ke kapal yang harus dilakukan pada malam hari, juga akan berpengaruh terhadap masa labuh kapal mengingat pengisian BBM ke kapal atau bunkering butuh waktu yang cukup lama yang tidak mungkin seluruhnya bisa dilakukan pada siang hari.

“Kegiatan tersebut jika hanya boleh dilakukan pada siang hari bisa membuat  terhambatnya jadwal perjalanan kapal yang telah diprogram untuk memuluskan kebijakan tol laut yang sedang digalakkan kabinet Jokowi JK,” tukasnya.(adi)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...