Logo SitusEnergi
68% Minyak Mentah yang Dikelola di RU VI Balongan Domestik 68% Minyak Mentah yang Dikelola di RU VI Balongan Domestik
Jakarta, Situsenergy.com Kilang pengolahan atau Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat mengolah minyak mentah menjadi produk-produk bahan bakar minyak (BBM) seperti... 68% Minyak Mentah yang Dikelola di RU VI Balongan Domestik

Jakarta, Situsenergy.com

Kilang pengolahan atau Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat mengolah minyak mentah menjadi produk-produk bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, kerosene dan solar serta bahan bakar khusus (BBK) seperti pertamax, pertalitex dan pertamax turbo. Kilang yang sehari-hari mengolah minyak mentah yang berasal dari 68% domestik dan 32% impor itu juga memproduksi produk non BBM yakni LPG dan Propylene, serta produk liannya seperti HOMC dan DCO.

Sementara jenis minyak mentah yang cocok untuk diolah di kilang ini adalah Minas dan Duri. “Karena pasokan minyak jenis heavy ini sulit, kami coba blending crudķe oil agar menghasilkan produk seperti Minas dan Duri,” kata Pejabat Sementara General Manager RU VI Balongan Syawaludin Azwar di Indramayu awal pekan ini.

Menurut dIa, sebanyak 52% produk RU VI adalah BBM, 20% berupa Decant dan HOMC, dan 17% BBK berupa pertamax, pertalite, dan pertamax turbo. Sementara 11% adalah non-BBM berupa LPG dan propylene. “Distribusi produk BBM dan BBK sebanyak 62% ke DKI Jakarta dan sekitarnya 25% ke Jawa Barat serta 13% ke Banten,” urainya.

BACA JUGA   PLN Hadir Untuk Negeri

Ia juga mengatakan, bahwa RU VI Balongan ditargetkan menjadi kilang pengolahan minyak terunggul di kawasan Asia Pasifik pada 2025. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan menyiapkan sejumlah proyeksi. “Tahun ini misalnya, RU VI Balongan siap memproduksi avtor dan ke depan akan membangun system pengaman kilang dan pengembangan sarana dan prasarana dan pengadaan kapal,” katanya.

Kemudian pada 2019, lanjut dia, akan dilakukan turn aroundkilang eksisting serta turn around Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) dan pada 2021 Refinery Development Master Program berupa peningkatan kapasitas dan pemenuhan spesifikasi Euro 4.

Pihaknya optimistis bisa meraih target tersebut, karena saat ini berdasarkan teknologi proses dan peralatan kilang, nilai kompleksitas RU VI Balongan adalah 11,7 mengacu pada perhitungan Nelson Complexity Index atau yang tertinggi di antara enam kilang minyak milik Pertamina lainnya. “Kalau dirata-ratakan, total nilai kompleksitas seluruh kilang Pertamina sekitar 6,” ujar dia.

Jika dilihat dari sisi kapasitas, lanjut dia. kilang Balongan sebenarnya bukanlah yang terbesar. “Dari kapasitas produksi, RU VI Balongan dengan kapasitas produksi 125 ribu barel per hari berada di posisi keempat, di bawah RU Cilacap dengan kapasitas 348 ribu barel per hari (bph), RU Balikpapan 260 ribu bph, dan kilang Dumai 170 bph. Namun, kapasitas RU Balongan di atas RU Musi, Plaju sebesar 118 ribu bph dan RU Kasim 10 ribu bph,” papar Syawal

BACA JUGA   KESDM Dorong Pemanfaatan Jaringan Gas Kota di Jawa Timur

RU VI Balongan sendiri merupakan kilang keenam dari tujuh unit kilang yang dimiliki Pertamina. RU VI Balongan juga bukan tergolong kilang baru, karena kilang ini beroperasi sejak Agustus 1994. Kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk-produk BBM, BBK, non-BBM dan petrokimia.

“Keunggulan RU VI adalah penggunaan teknologi modern, yaitu dengan adanya Unit Produksi Residu Catalytic Cracking (RCC), Kilang Langit Biru Balongan (KLBB), dan RCC Off Gas to Propylene Plant (ROPP),” pungkas Syawal. (adil)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *