

Untuk Kemajuan RI, Mind ID Siap Optimalkan Hilirisasi Mineral Anggota Grup Perseroan
MINERBA January 13, 2023 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Direktur Utama Mind ID Hendi Prio Santoso mengatakan pengelolaan cadangan sumber daya strategis yang dilakukan perseroan sebesar-besarnya untuk membentuk peradaban yang lebih baik. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk mengoptimalkan kegiatan hilirisasi mineral anggota grup perseroan demi kemajuan Indonesia.
Menurut Hendi, holding industri pertambangan ini memiliki noble purpose yang menjadi komitmen dalam menjalankan setiap aspek operasional pertambangan dan kunci kesinambungan bisnis, yaitu mengeksplorasi sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah.
“Kegiatan hilirisasi saat ini menjadi tugas pokok yang wajib dikerjakan Mind ID sebagai induk industri pertambangan milik negara,” kata Hendi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Lebih jauh ia mengatakan, selain mampu meningkatkan nilai perekonomian dan pendapatan dari berlipat gandanya nilai produk setengah jadi ataupun produk jadi, hilirisasi dan teknologi terapan mampu meningkatkan nilai komponen pemanfaatan produk lokal serta produk-produk buatan dalam negeri.
MIND ID menjawab tantangan itu bersama dengan seluruh anggotanya, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Timah Tbk dan PT Inalum (Persero).
“Masing-masing anggota itu tidak hanya menjalankan praktik pertambangan, tetapi juga mendorong percepatan hilirisasi,” lanjut Hendi.
Saat ini, kata dia, PT Aneka Tambang atau Antam sedang berfokus pada implementasi inisiatif strategis pengembangan hilirisasi nikel. Sejauh ini perseroan masih menyelesaikan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Kemajuan konstruksi pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton itu telah mencapai 98 persen dan diharapkan bisa beroperasi pada semester kedua tahun ini.
“Saat pabrik itu beroperasi, maka bisa menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan Antam menjadi 40.500 ton,” ujarnya.
PT Freeport Indonesia (PTFI) juga fokus pada hilirisasi tembaga dengan membangun pabrik hilirisasi baru berupa Smelter Manyar. Smelter yang tengah dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare itu akan menjadi fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI.
“Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikan smelter itu sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia. Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” paparnya.
Sedangkan PT Timah Tbk, lanjut Hendi, juga turut mewujudkan program hilirisasi melalui penggunaan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah. Teknologi bernama peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah.
“TSL Ausmelt Furnace adalah strategi Timah untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini terkhusus memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah,” ujarnya.
Fasilitas TSL Ausmelt Furnace ini, lanjut Hendi, mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

“Mind ID sebagai holding industri pertambangan menjalin sinergi dan kolaborasi antar anggotanya serta mendorong apa yang dicita-citakan Presiden Jokowi dengan mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah komoditas produk tambang serta mampu memperkuat bisnis inti perusahaan,” tukasnya.
Sementara itu, upaya Inalum meningkatkan kapasitas produksi salah satunya hadir melalui anak perusahaannya, yaitu Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Saat ini IAA sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dan mendaur ulang aluminium.

“Dengan beroperasinya PT IAA tersebut, Inalum mampu menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahun,” tutup Hendi.(Ert/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.