Jakarta, situsenergi.com
Pengamat kebijakan energi yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria, menilai kasus motor “brebet” yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur harus ditanggapi secara bijak, baik oleh masyarakat maupun pihak terkait.
Menurutnya, langkah Pertamina membuka 17 posko pengaduan di Jawa Timur menunjukkan kepedulian sekaligus respons cepat terhadap keluhan konsumen. “Itu bukti Pertamina tanggap dan bijak dalam menangani situasi seperti ini,” kata Sofyano di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Ia mengingatkan publik agar tidak mudah terpengaruh isu liar, sebab kenyataannya masalah “brebet” hanya muncul di enam kabupaten dari total 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. “Tidak semua motor yang menggunakan Pertalite mengalami masalah, bahkan tidak semua SPBU bermasalah,” jelasnya.
Sofyano juga menyoroti perlunya investigasi menyeluruh oleh Kementerian ESDM bersama Pertamina dan lembaga independen untuk mencari penyebab pasti. “Kenapa kasus ini hanya terjadi pada sepeda motor? Kenapa tidak pada mobil yang juga pakai Pertalite?” ujarnya.
Ia mendorong transparansi terkait merek dan jenis sepeda motor yang paling banyak terdampak. Selain itu, pihak kepolisian diminta menelusuri kebenaran isu adanya air dalam bahan bakar Pertalite yang viral di media sosial.
“Kalau terbukti bahan bakar itu tidak berasal dari SPBU resmi, maka pemerintah dan Pertamina wajib mengambil langkah hukum. Ini menyangkut penegakan aturan distribusi BBM,” tegasnya.

Sofyano menambahkan, Pertamina juga perlu memperketat larangan penjualan Pertalite dengan jeriken atau drum kepada pihak non-kendaraan bermotor, guna mencegah pencemaran atau manipulasi kualitas BBM di lapangan. (GIT)
Leave a comment