Logo SitusEnergi
Sofyano: SPBU Swasta Berkali-Kali Naikkan BBM, Pertamina 4 Tahun Tak Boleh Koreksi Harga, Ada Apa? Sofyano: SPBU Swasta Berkali-Kali Naikkan BBM, Pertamina 4 Tahun Tak Boleh Koreksi Harga, Ada Apa?
Jakarta, Situsenergi.com Konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang menyeret negara-negara lain ikut serta dalam konflik tersebut, sudah cukup banyak mempengaruhi tatanan... Sofyano: SPBU Swasta Berkali-Kali Naikkan BBM, Pertamina 4 Tahun Tak Boleh Koreksi Harga, Ada Apa?

Jakarta, Situsenergi.com

Konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang menyeret negara-negara lain ikut serta dalam konflik tersebut, sudah cukup banyak mempengaruhi tatanan perekonomian dunia. 

Salah satu yang sangat terlihat yaitu kenaikan harga komoditas dan minyak bumi, yang tercatat sangat signifikan pasca konflik Rusia-Ukraina meletus. 

Sebut saja harga minyak mentah Brent yang saat ini berada di angka USD110,85 per barel. Sementara minyak WTI saat ini berada di level USD106,92 per barel.

Kenaikan harga minyak dunia tersebut, mau tidak mau mengerek harga BBM sebagai produk akhir dari minyak bumi. 

Seperti hanya SPBU milik swasta di Indonesia yang “rajin” sekali mengoreksi harga jual BBM nya, mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. 

Namun hal berbeda justru terjadi pada SPBU milik Pertamina yang sudah hampir 4 tahun lamanya tidak merubah harga jual BBM jenis Pertamax maupun Pertalite, yang notabene adalah jenis BBM umum dan tidak disubsidi pemerintah. 

Direktur PUSKEPI, Sofyano Zakaria pun mempertanyakan tentang kebijakan harga tersebut. Menurutnya, sebagai masyarakat ia menilai pemerintah tidak adil dalam menyikapi fakta kenaikan harga minyak dunia. 

“SPBU swasta asing menjual Pertamax 92 sudah Rp12 ribu lebih, padahal Pertamax 92 dan Pertalite adalah BBM non subsidi yang harganya tidak diatur oleh pemerintah. Tapi pertanyaannya kenapa Pertamax dan Pertalite tidak bisa dikoreksi harganya sudah 4 tahun, kenapa? sementara swasta boleh naik,” ujar Sofyano dalam diskusi di RRI Pro 1 Pontianak, Senin (14/3/2022).

Sofyano mengungkap, dengan kondisi harga minyak dunia seperti saat ini, harga keekonomian Pertalite sudah di angka Rp11 ribuan. Sementara Pertamina menjual hanya dengan harga Rp7.450 per liter. 

“Jadi Pertamina yang mensubsidi Rakyat, bukan Pemerintah. Pemerintah tidak mensubsidi, yang disubsidi oleh Pemerintah hanya solar saja. Belum lagi kita bicara harga bbm lain seperti Pertamax,” tuturnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPC Hiswana Migas Pontianak, Yuliansyah mengatakan, kenaikan harga minyak dunia saat ini memang tidak bisa dihindarkan. Dia mengakui, dengan adanya kenaikan harga minyak dunia, Pertamina sebagai badan usaha yang menyalurkan BBM juga pasti terkena dampaknya. 

BACA JUGA   Topside Anjungan OOA Dikirim ke Laut Jawa, PHE ONWJ Tancap Gas Produksi Migas Ramah Lingkungan

Terlebih, sudah 4 tahun harga BBM Pertamina terutama Pertalite dan Pertamax tidak dikoreksi. Maka itu menurutnya adalah suatu hal yang wajar jika saat ini Pertamina diberikan kesempatan untuk mengoreksi harga jual BBM nya.

“Karena jika tidak, tentu itu sangat berpengaruh bagi Pertamina juga,” tuturnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *